Arsitektur

Begini Penampakkan Tugas Besar Mahasiswa Arsitektur

Berbagai jenis seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagian besar sudah terlaksana. Kini tinggal ujian mandiri di beberapa PTS yang memang sedang menyelenggarakan, tapi beberapa yang lain sudah terlaksana. Bagaimana hasilnya? Memuaskan? Bersyukurlah bag yang sudah lolos, dan jangan berkecil hati bagi yang masih harus bekerja keras untuk bisa masuk PTN. Sebab, ada banyak cara untuk mengejar mimpi. Orang sukses pun pasti mengalamu kegagalan. Work hard, pray hard, I bet you’ll make it!

Teruntuk bagi yang sudah berhasil mewujudkan mimpinya menjadi mahasiswa jurusan arsitektur. Selamat!  Satu langkah bagus guna menapaki karir sebagai arsitek. Itu pun kalau memang kalian punya tekad kuat dan mampu mempertahankannya hingga akhir. Hehe. Pokoknya jangan sampai salah arah, minatnya jurnalistik eh masuk teknik. Atau ada juga yang jago ilustrasi, malah terkurung di lembah jurusan rancang bangun ini. Semuanya ada.

Jurusan Tukang Gambar

Dua tahun yang lalu bayangan gue tentang jurusan ini tidaklah persis seperti kenyataannya. Jurusan yang banyak orang bilang sebagai Jjurusan Tukang Gambar ini tak sepenuhnya menakutkan, juga mengasyikkan. Stereotipe kalau mahasiswa arsitektur adalah orang-orang yang jago menggambar adalah salah. Banyak mahasiswa disini berjuang dengan hanya bermodalkan daya imajinasi, analisis, dan komunikasi yang kuat. Gambarnya bagus? Selamat! Kamu punya nilai lebih!

Sistem Penilaian Abstrak

Atas dasar itu pula, penilaiannya pun terkesan abstrak. Hampir tidak ada jawaban eksak atas semua tugas-tugas. Sejauh yang gue tau, tidak ada sistem benar atau salah, melainkan benar atau kurang benar. Nilai estetika sendiri memang sulit buat dikonversikan ke dalam bentuk angka. Berbeda sudut pandang maka penilaian yang didapat pun akan berbeda.

Segitu dulu intermezzo panjangnya, yuk simak apa saja yang ada di dalam tugas besar mahasiswa arsitektur!

Di Arsitektur ITS sendiri, tugas besar diberikan satu kali di setiap semester mulai semester 1 hingga semester 7. Berdasarkan kurikulum baru yang diterapkan pada 2014 lalu (awal gue masuk kuliah), mata kuliah bernama Desain Arsitektur ini sebelumnya gabungan dari mata kuliah kecil. Misalnya perancangan arsitektur, komunikasi arsitektur, dll. Gue ga terlalu hapal karena kurikulum baru ini persis diterapkan sejak gue maba.

Screenshot_2016-07-21-07-07-32_com.instagram.android_1469671259641
By Deny IP, Arsitektur ITS 2014

Dikerjakan penuh dalam satu semester selama 16 minggu. Dengan masing-masing tahap harus diselesaikan dalam kurun waktu 4 minggu perkuliahan. Selama empat tahap tersebut pula dibarengi dengan yang namanya preview ke dosen pembimbing masing-masing. Gak jarangg juga kalo lagi ‘beruntung’ kalian bisa preview dengan dosen selain dosen pembimbing (silang).


 

Tahap 1

Pemilihan Isu, Analisa & Pendalaman Isu, Preseden, Analisa Tapak (Umum), Ide Awal, Latar Belakang, Sasaran, Informasi Umum Lahan, Perairan, Topografi & Iklim, Vegetasi, Aspek Kultur, Sirkulasi, Aksesibilitas, Orientasi Matahari, Focal Point, Infrastruktur, Lalu Lintas, Fungsi Bangunan dan Lahan Sekitar, Tata Guna Lahan, Peraturan Bangunan, Aspek Estetika.

Tahap 2

Studi literatur, Orgasasi Ruang, Program Ruang, Zoning, Standardisasi Akustik, Pencahayaan, Material, Sirkulasi Manusia, Penghawaan, Sistem Keamanan, Konsep Rancangan, Ide Bentuk

Tahap 3 dan 4 (Perancangan)

Ide Bentuk/Konsep (Fix), Denah, Site plan, Layout Plan, Potongan, Tampak, Detail Arsitektural, Perspektif Mata Burung, Sistem Utilitas (Tangga Kebakaran, Plumbing, Tata Lampu, Penghawaan, Akustik, Hydrant, Genset), Perspektif Interior, Potongan Skematik/Aksonometri, Detail Konstruksi, Maket Bangunan, dan Maket Kawasan.

Ada kalanya tugas-tugas di atas itu ga seberat apa kelihatannya. Cuman butuh ketekunan buat ngerjain setiap detailnya. Contohnya untuk tahap 1 dan 2 keliatannya emang banyak banget yang harus dikerjain tapi sebenernya tugasnya mudah. Nah perlu ditekankan lagi, mudah disini bukan berarti dikerjain dengan asal-asalan karena bagaimanaoun juga tahap ini akan menentukan kelanjutan tugas besar kalian. Oya, disini juga kesempatan kalian buat dapet nilai bagus karena sepengalaman gue sulit buat tahap akhir bisa dapet bagus karena memang eksekusi biasanya gak bakalan bisa sesuai sama ekspektasi. Remember it!


 

Screenshot_2016-07-21-07-08-39_com.instagram.android_1469439208679
By Faiz W, Arsitektur ITS 2014

Screenshot_2016-07-21-07-08-48_com.instagram.android_1469439114737  Screenshot_2016-07-21-07-08-24_com.instagram.android_1469671309779

Sesulit Apa Tugas Besar Mahasiswa Arsitektur?

Selama gue jadi mahasiswa arsitektur, sering mahasiswa lain menganggap kalo anak-anak di jurusan ini itu nyante-nyante banget. Seolah-olah kita hanya punya satu tugas saja yakni tugas besar. Kalau dilihat sekilas ada benarnya juga. Tapi seperti yang gue jabarin di atas, tubes punya buanyak sekali anak. Lebih-lebih mahasiswa arsi itu berkecimpung di dunia desain yang menitikberatkan sama proses. Wajar kalau banyak banget revisi-an. Makanya gak jarang mahasiswa yang dalam prosesnya dianggap bagus oleh dosen bisa dapat nilai baik ketimbang yang progressnya stagnan yang tiba-tiba hasilnya langsung bagus.

Screenshot_2016-07-21-07-12-49_com.instagram.android_1469439083687
By Falahy M, Arsitektur ITS 2014

Screenshot_2016-07-21-07-13-04_com.instagram.android_1469671209210

Gue pribadi sering banget ngerasa pusing, buntu, serasa ga nemu-nemu ide buat garap tubes. Sampai curhat sana curhat sini, barangkali bisa dapat wangsit. Biar apa? Biar awalannya bisa mateng kalo menurut gue. Karena kalau di awal aja udah asal-asalan, ke depannya bakal susah. Secara, masing-masing tahap di dalam tubes ini saling berhubungan.

Jangan kayak gue yang kemarin mulainya agak ngaco. Ujung-ujungnya harus ganti konsep karena masalahnya ide gue tersebut terlalu ekstrim buat diterapin di lahan yang sempit. Ganti ukuran bangunan juga, ganti sirkulasi, luasan ruangan, interior, semuanya biar terlihat wajar. Makanya butuh banget ide yang mateng sebelum memulai projek. Tapi pasti ada juga yang berargumen kalau jalan dulu, ntar selanjutnya ide bisa ngikutin. Hm, terserah sih, masing-masing individu punya caranya sendiri-sendiri. Hehe.

Screenshot_2016-07-21-06-56-48_com.instagram.android_1469671235852
By Laily S, Arsitektur ITS 2014

Screenshot_2016-07-21-06-57-02_com.instagram.android_1469671294672

Gak Enaknya Tubes

Part paling gaenak selain tentu ngerjain semua tugas-tugasnya adalah pada tahap percetakan. Gimana nggak, setiap pengumpulan di tiap tahap gue dan temen-temen lain rata-rata kudu mengeluarkan 50k-100k. Biaya ini untuk jasa percetakan, jilid, dan sebagainya. Karena memang kertas yang dipakai ga main-main, yakni A3 artpaper. Sebenernya ga wajib juga sih cetak mahal-mahal. Tapi percaya dah, kualitasnya jadi naik beberapa persen gitu. Selain itu juga buat menghindari mis-kom apalagi perihal warna, detail yang butuh ketelitian. Oh ya, belum lagi kalau kalian salah cetak atau disuruh revisi berulang-ulang. Bersiaplah untuk mengocek uang bulanan kalian lebih dalem lagi :’)

By M R Tantowi, Arsitektur ITS 2014
By M R Tantowi, Arsitektur ITS 2014

Incoming search terms:

9 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: