Stories

Pengalaman Pertama Menggunakan Uber Surabaya

Cukup sering gue bahas tentang jenis transportasi kekinian di blog ini setelah kemarin ada Go-Jek, GrabTaxi, sampai sekarang yang lagi nge-trend di Surabaya yakni Uber. Cuman, untuk yang terakhir Uber sebelumnya memang belum setenar sekarang. Karena dulunya Uber hanya tersedia di Kota Jakarta dan sekitarnya saja.

Sebenernya nama Uber ini sudah ga asing lagi, terlebih di luar negeri, Uber telah lama berkecimpung di zona transportasi online. Namun baru-baru ini mereka mulai merambah pasar Indonesia. Gue sempet nganggapnya Uber ini sama aja kayak taksi-taksi pada umumnya. Yang membedakan hanyalah system pemesanannya saja. Tapi setelah ditelisik, gue salah bung.

Baca Juga: Pengalaman Ngerjain Gojek

Uber ini merekrut mereka yang mempunyai mobil pribadi dan bersedia untuk mengantar jemput penumpang. Perbedaan paling mencolok adalah pada mobil dan seragamnya. Kalau taksi umum kayak bluebird, orange, silver memakai jenis mobil yang sama dengan identitas serupa, beda halnya dengan Uber yang layaknya mobil biasa tanpa identitas. Bisa jadi kalau gue order, gue berkemungkinan dapat mobil Honda jazz, avanza, suzuki ertiga, dll. Nah, Uber ini juga ga dilengkapin sama seragam.

Pertama kali gue nyobain Uber pas mau ke Bandara Juanda buat pulang ke Banjarmasin kemarin. Alasannya bukan karena penasaran atau mau keren-kerenan, tapi karena mau hemat. Hehe. Biasanya kalau naik taksi bluebird dari ITS, gue bisa habis sampe 130k, belum ditambah uang tol dan parkir. Uber ini rumorya murah banget ketimbang taksi biasa. Yaudah sebagai mahasiswa yang kudu irit, gue pun pesan taksi uber.

Baca Juga: GrabTaxi Indonesia, Apanya GO-JEK?

Pesan Uber pukul 10.00, mobilnya datang pukul 10.15, terbilang cepat ketimbang biasanya gue nungguin taksi yang lewat dan selalu penuh. Mobil yang digunakan adalah Ertiga, lumayan gede bahkan bisa dibilang mubazir kalau cuman buat sendirian.

contoh-perjalanan-uber-surabaya-ke-bandara-juanda

Jarak ITS-Bandara Juanda memakan waktu hampir 60 menit, bukan karena jauh sih tapi macetnya Surabaya yang gak wajar. Apalagi orang-orang pada mudik, motor, mobil, semuanya pada madetin jalan. DI perjalanan ga ada yang spesial, karena gue ngantuk banget, jadilah banyak tidurnya. Sesampainya di bandara, pas menerima receipt gue kaget, argonya cuman kena 58k tanpa tambahan biaya lain. Padahal waktu itu macet banget. Kalau lancar aja gue yakin bisa lebih murah sih.

kupon-kode-uber-taksi-surabaya-gratis

Dan bodohnya, gue baru tahu kalau Uber ngasih promo free ride buat yang baru pertama kali pakai uber. Andai dulu tahu, sekarang gak tempe. Halah garing! Wkwk. Nah buat kalian yang mau dapetin promo Uber Surabaya ini bisa pakai kupon Uber punya gue. Caranya, saat hendak daftar akun Uber di sana ada kolom buat input kode promo, nah tinggal masukin kode promo ubernya. Jengjeng, perjalanan kalian dengan Uber akan gratis.

Kode Kupon Uber: ridhat19ue

Kesimpulan

Sejauh ini pelayanan Uber bagus dengan nilai plus bahwa tarifnya murah -walau mungkin sekarang masih masa-masanya promo ya-. Gojek pun juga sama, namun untuk cakupan jenis transportasi berbeda. Bahkan gue rasa segmentasi pasarnya juga beda. Dimana gojek lebih diperuntukkan buat kalangan menengah ke bawah. Sedangkan Uber untuk kalangan menengah ke atas.

Baca Juga: Fenomena GO-JEK di Kota Surabaya

Sedihnya, moda transportasi umum jadi kayak ga laku lagi sih. Ojek-ojek yang dulu di pangkalan, bapak-bapak sopir taksi yang biasanya ngetem di mall, atau kakek-kakek penarik becak yang kudu mandi keringat dulu baru dapat penumpang. Mereka secara ga langsung tersaingi oleh perkembangan zaman dan ga bisa survive lagi.

Karena kontradiktif sih, gue jujur suka transportasi umum kayak kereta atau bus. Tapi makin kesini fasilitas dan pelayanannya makin memprihatinkan. Kayak kemarin naik bus kota dari bungurasih harus nunggu full house dulu sampe ada yang berdiri baru jalan. Mending kalau sebentar, ini hampir satu jam sejak gue naik.

Oke sekian dulu, kalau pandangan kalian gimana?

Incoming search terms:

22 Comments

Leave a Reply to Agung Rangga Cancel reply

%d bloggers like this: