• Sastra

    Abah-Abah Perahu

    Ia seperti tanpa nyawa Berjalan kokoh walau sudah tampak mengeriput dan tua Adakah yang memopohnya? Tak ada Tetap saja begitu, dengan pejuangan dan hati Tak perlu banyak, yang penting pasti Bagaimana bisa begitu? Entah, namun yang pasti terus menerus begitu Rasa tanpa ada yang membentengi Melewati arus dan arus yang kadang tak bersahabat Juga laut yang seringkali kejam Ia kuat, Dengan lentera kecil di sisinya Sudah cukup sebagai pengganti terangnya mercusuar   Sebuah rejeki Tak cukup hanya disandarkan, perlu dikejar Hanya untuk sesuap nasi untuknya dan anak istrinya Kulit yang menghitam kilat Bahkan tubuh yang sudah tak berdaging lagi Dengan tulang-tulang yang sudah mampu diuji ketangguhannya Keringat yang menetes, itu…