10 Alasan Kamu Harus Masuk Arsitektur ITS
Banyak anak Indonesia yang memiliki impian untuk mengenyam pendidikan tinggi di tempat terbaik. Segala macam cara ditempuh, mulai dari ikut bimbel, kursus intensif, sampai merekrut guru private demi satu bangku. Konsultasi dengan guru bimbingan konseling juga udah. Tapi, kamu udah yakin belum sama pilihanmu?
Kalau kamu suka kagum lihat bangunan-bangunan keren. Suka jalan-jalann sambil mengamati bangunan-bangunan yang ada. Suka punya ide-ide apik dan out of the box. Suka menggambar. Tertarik untuk mengambil jurusan arsitektur?
Nah berikut gue ulas sepuluh alasan kenapa kamu harus pilih Arsitektur ITS.
Kuy Simak!
1. Arsitektur ITS Berlokasi di Surabaya
Berlokasi di Surabaya, Ibu kota Jawa Timur menjadikan ITS sebagai cerminan kualitas pendidikan di kota ini. Dengan pertumbuhan dan pembangunan kota Surabaya yang pesat semakin, sedikit banyak mempermudah mahasiswanya dalam menjalani perkuliahan Lebih-lebih bagi mahasiswa rantau dari luar pulau. Apalagi kalau nanti kamu beneran masuk jurusannya Bu Walikota Surabaya Tri Rismaharini ini, pasti akan sangat familiar dengan maket, poster, portofolio, dll. Nah untuk beli bahan-bahan ini semuanya available di Surabaya, gausah jauh-jauh impor.
Atau kalau mau sekadar hangout pelepas penat perkuliahan, Surabaya punya banyak banget tempat-tempat kece yang hemat di katong mahasiswa. Gue sendiri, kira-kira sekali sebulan mesti coba melarikan diri kesuatu tempat. Biasanya sih mall yang jauh dari kosan, istilahnya ngebolang karena dulu sebelum punya motor kemana-mana naik angkot. Hehe. Tapi seru lho, sampe-sampe gue hapal hampir semua angkot disini beserta rutenya.
2. Hampir Tidak Ada UAS
Enaknya lagi, kuliah di Jurusan Arsitektur ITS itu jarang banget ada yang namanya Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), maupun ujian-ujian formal lainnya. Karena mayoritas, mata kuliah yang ada disini lebih menekankan mahasiswanya untuk berpikir kreatif yang sulit untuk dinilai hanya dengan kemampuan memori, maupun angka. Makanya, untuk penilaian di Arsitektur ITS sendiri lebih familiar dengan Tugas Besar (Tubes). Dimana mahasiswa diminta untuk menyelesaikan sebuah project yang lumayan melelahkan.
Contohnya tubes tuh gini, misal perancangan rumah lantai 2, nah kita bikin tuh semua desain dari lantai bawah, sampe loteng beserta detail-detailnya, ukuran pintu, jenis, kebutuhan ruang, landscape, konstruksi, dll. Pokoknya hal-hal yang dibutuhkan sampai sebuah rumah dua lantai tersebut bisa dibangun. Kece kan? Hehe.
3. Lokasi Kampus Paling Strategis di ITS
Dibanding jurusan-jurusan lain di ITS, Arsitektur letaknya sangat strategis lho! Gimana ga strategis, kalau hampir semua fasilitas umum yang ada di ITS itu mengelili kampus arsitektur itu sendiri. Persis di depan kampus, terdapat Mesjid Manarul Ilmi yang menjadi poros ibadah umat islam satu-satunya di ITS. Di sebelah barat, terdapat Gedung Rektorat dan Perpustakaan pusat. Jaraknya hanya berkisar 10 meter aja. Geser sedikit ke barat daya, ada Dr Angka dan Gedung SCC ITS yang sering digunakan untuk aktivitas minat bakat mahasiswa.
Mau ke luar ITS? Deket. Hanya perlu naik motor kurang dari 5 menit, kamu bisa dipastikan sudah keluar gerbang ITS. Butuh makan? Tenang, setiap pekannya tepatnya hari jumat, akan ada para pedagang kaki lima yang berjualan persis di depan kampus ini. Mereka akan berjajar di sepanjang jalan Teknik Teknologi di antara masjid manarul ilmi dan Jurusan Arsitektur. Ini nih yang seru, setiap jumat hampir semua mahasiswa ITS berkumpul disini untuk cari makanan berat ataupun sekadar jajanan.
4. Hijau dan Rindang, Eco Campus Banget
Surabaya katanya panas ya? Kalo gue bilang banget. Sebagai kota metropolitan dengan pembangunan dimana-mana, Surabaya lumayan panas kalo kamu-kamu berada di luar. Apalagi kalau kejebak macet di lampu merah, wih itu ga enak banget guys. Makanya kalo keluar kudu pake jaket. Hehe.
Nah gimana dong kalo di Arsitektur ITS? Sepanjang gue hidup di ITS dan sering menjelajah di dalamnya, kampus yang paling rindang itu ya Arsitektur. Di parkiran, plaza, sampai belakang gedung berderet pohon-pohon besar yang mampu menaungi orang-orang di bawahnya. Pokok e rindang dan hijau banget. Bahkan dulu pernah kesini sebelum diterima, sempet heran dan bertanya-tanya, ini kampus apa hutan ya? Haha.
5. Gambar Tangan Jelek? It’s OK
Untuk beberapa perguruan tinggi seperti Unpar, trisakti, misalnya, mereka melakukan seleksi mahasiswa baru menggunakan tes menggambar. Kalau di ITS sendiri tidak karena arsitektur ITS hanya menerima mahasiswa lewat jalur SNMPTN, SBMPTN, dan PKM & Kemitraan (Mandiri). Sehingga memang mahasiswa arsitektur ITS itu tidak harus bisa menggambar dengan bagus.
Gue mungkin salah satunya yang termasuk jelek kalo gambar. Istilahnya, gue sering punya ide tapi tidak jarang sulit merealisasikannya dengan kedua tangan anugerah Allah SWT ini. *poor me* Tapi tenang, sekarang zamannya digital, ada banyak sekali alat bantu gambar sekalipun kamu ga bisa gambar tangan.
Dosen-dosen juga mengakui kok kalau mahasiswa arsitektur itu tidak wajib bisa menggambar, karena yang dibutuhkan adalah ide untuk menghasilkan desain. Nah, perhatikan lagi kalau desain itu berbeda dengan seni. Desain artinya kita membuat sesuatu yang fungsionalis, tidak semata memerhatikan factor estetika seperti pada seni.
6. Jumlah Mata Kuliah Sedikit
Disini, mata kuliah tidak banyak seperti jurusan-jurusan lain di ITS. Kalau jursan lain bisa sampe 7-9 mata kuliah dalam satu semester, nah Arsitektur ITS cuma punya lima. Karena untuk memenuhi 20 SKS, biasanya sudah terpenuhi dengan lima mata kuliah saja. Itu dikarenakan ada mata kuliah yang memiliki jumlah SKS besar yakni 8 SKS. Ada plus minusnya sendiri sih, tapi gue sendiri menyikapinya positif. Kenapa? Karen gue ga akan menggarap tubes banyak-banyak dan ga sulit buat atur jadwal antara kuliah dan organisasi.
Tapi, ga enaknya adalah ketika kamu dapat nilai jelek, khususnya yang punya SKS besar maka otomatis akan mempengaruhi nilai yang lain. :’)
7. Studio Layaknya Rumah Sendiri
Ini ada kaitannya dengan mata kuliah ber-SKS besar tadi. Dimana mata kuliah tersebut mengharuskan mahasiswanya untuk masuk tiga kali seminggu dari pukul 07.00 sampai 16.00. Mau gak mau dengan perkuliahan intens tersebut kita harus punya kelas sendiri. Nah, ini yang dinamakan studio, bisa dibilang studio adalah rumah kedua mahasiswa arsitektur setelah kos-kosan. Masing-masing angkatan memiliki studionya masing-masing selama satu semester, dan akan berganti di semester berikutnya.
Di rumah ini, kita bisa melakukan apapun. Tidak terbatas hanya untuk perkuliahan atau tempat mengerjakan tugas. Mau degerin music, nonton film, makan, tidur, bebas. Intinya sih satu, tugas kalian selesai aja dan rajin asistensi hehe. Begitu seringnya gue ke studio, jadi berasa punya sendiri.
8. Gudang Cewek & Cowok Kece di ITS
Menjadi bagian dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Arsitektur ITS dikenal punya gudang cewek dan cowok kece lho. Secara khusus, memang arsitekur ITS berbeda dengan jurusan lain missal hard-engineering seperti teknik mesin, elektro, metalurgi, yang membutuhkan fisik yang kuat. Nah, mungkin karena factor itu pula makanya mahasiswa arsitektur itu dikenal selalu dandan modis dan kekinian.
9. Sensasi Pengaderan Ala Kampus Teknik ITS
Gue rasa, para calon mahasiswa sekarang udah pinter-pinter dan paham seluk beluk ospek perguruan tinggi. Dulu mah gue sama sekali ga tahu bakal ada ospek, palingan gue kira kaya SMA yang durasinya cuman tiga hari. Setelah masuk, ekspektasi gue tersebut rupanya salah. Pengaderan atau ospek di perguruan tinggi, khususnya ITS, sangatlah berbeda.
Untuk angkatan gue sendiri, dikader selama kurang lebih satu tahun, baru akhirnya dianggap sebagai bagian dari arsitektur ITS. Noh, bayangin coba. Buat bisa ‘diangkat’ perjuangannya ga mudah, kita sebagai junior harus bisa menyelesaikan tugas-tugas dari senior. Bukan perpeloncoan sih, karena memang tujuannya baik, tapi kadang-kadang juga sih caranya kurang baik, haha.
10. Para Sesepuh dan Alumni Yang Keren
Meski tidak setua ITB, Arsitektur ITS juga punya para sesepuh dan alumni yang sudah banyak kontribusinya. Haryono SIgit, dan Johan Silas, dua nama yang membesarkan Arsitektur ITS dari awal berdiri. Meskipun bukan alumni ITS, mereka mendedikasikan dirinya bagi almamater ITS. Bahkan, pak Johan Silas masih cukup sering nyambi ngajar lho sampai saat ini, walau tidak intens.
Seperti yang sudah gue sebut di atas, alumni Arsitektur ITS Tri Rismaharini memilih untuk mengabdi di pemerintahan namun dengan koridor yang sama yakni perencanaan. Gue akui beliau hebat dengan diperolehnya berbagai penghargaan untuk kota Surabaya selama masa kepemimpinannya.
Sebenarnya masih ada alumni-alumni lain, baik sebagai arsitek, politisi, pengusaha, dll cuman guenya yang lupa. Nanti kalau udah ada sumbernya gue update lagi halaman ini.
31 Comments
Budi
Good
D2K A27
salam dari A27… masuk di tahun 1992, kami awalnya se angkatan ada 91 anak.. sy di no urut 89, karena daftar ulangnya kembali di menit-menit terakhir hehehe… ngga salah pilih masuk kuliah milih di jur arsitektur ITS, saya banyak dapat knowledge & know how dari sini, namun perlu selama kuliah adik2 tetap komparasi dgn dunia kerjnya nyata ketika lulus nanti, saat sy lulus 1997 sempat bbrp bulan adaptasi dgn dunia kerja konstruksi di lapangan, agak kecontalan juga..sukses untuk adik2 di Arsitektur ITS yahhh…Vivatttt…!
Fatimah Gunawan
Hidup its hidup arsitektur hidup stapathi!!
Anisayu Nastutik
Sepuluh alasan yang bagus
Untuk yang SMA baru lulus
Dan dapatkan kampus
Indah rasa tapi serius…
Robby Haryanto
Uwuwuw, gila. Kece parah nih ITS. Dulu sempet punya impian sekolah di arsitektur tapi gak pede sama hasil gambar. Ya, walaupun katanya gambar jelek gak mempengaruhi, tetep gak pedenya sampe sekarang. Doktrin mungkin ya.
Dwi Sugiarto
Bisa jadi rekomendasi yang lagi cari tempat kuliah arsitektur
Reza Andrian
Gue sempat pengen daftar di ITS. Tapi pas SNMPTN kmrn ngeliat nggak ada ITS dalam daftar (iya, berarti ITS isinya untuk anak-anak dari jurusan IPA semua), gue mundur hehehe. Tapi memang gue akui sih, ITS memang bagus
liya
Masuk jalur mandiri its susah gak sih kak ;( tips trik dong
Muhammad Ridha Tantowi
Gada yanng susah kalo belajar ddek hehr
Alinda Fariesta
Semakin semangat untuk masuk arsi its
Ulya
Rata2 yg masuk arsi ITS lewat snmptn itu nilai rapornya berapa ya? Aku tertarik ke ITS, tp alumni yg ke ITS jalur snmptn dikit
Muhammad Ridha Tantowi
wah kurang tahu ya dek, kalau soal nilai itu keputusan PTN masing-masing.
Asfa Khani
kak saya mau tanya. saya dri lulusan Smkn pariwisata
tapi buat keinginan masuk ke ITS besar bgt. tpi udah di kasih rambu rambu sma guruBK kalau lulusan pariwisata yg daftar di tekhnik kemungkinan 99,9% ga lolos. apa pengaruh bgt??
Asfa Khani
kak saya mau tanya. saya dri lulusan Smkn pariwisata
tapi buat keinginan masuk ke ITS besar bgt. tpi udah di kasih rambu rambu sma guruBK kalau lulusan pariwisata yg daftar di tekhnik kemungkinan 99,9% ga lolos. apa pengaruh bgt??
dri situ down bgt, tpi selalu berusaha dan berdo’a
rey
kak apa harus pintar matematika ?
Muhammad Ridha Tantowi
Tidak, bisa dipelajari nanti
Natan
Nice one bossqu
Otw arsitek :v
Pingback:
Muhammad Ridha Tantowi
Hehe kalau untuk mata kuliah inti yang sering membutuhkan material untuk maket itu dikerjakan individu. Untuk mata kuliah lain pun jarang sekali dikerjakan kelompokan. Semoga menjawab ya.
Chorina
kak, arsi gk ada lomba2 apa gtu biar ngdukung yg mau msuk snmptn? yg mau masuk ke arsi its itu hrs prsiapin apa aja si?
Saddam
Waduh jadi semangat belajar buat masuk ITS tahun depan,, efek liat blog kakak nih hahaha,,
Tapi bukan ke jurusan arsitek melainkan informatika, karena baca blog ini jadi sedikit tau ttg ITS walaupun hanya aristektur ITS,, tunggu aku kak jdi MABA ITS 2018
aulia zulfa
Kak, kalo jalur mandiri apa harus ikut SBMPTN dulu?
Muhammad Ridha Tantowi
Iya dek harus
saya
Kak permisi mau tanya kalau mau kuliah di arsitektur its apa boleh buta warna sebagian (parsial) krn kata mahasiswa sana waktu masuk dia gaada tes mata jd bisa tapi sekarang waktu lihat di web seleksi ada tes mata nya? Terimakasih
Muhammad Ridha Tantowi
wah aku juga ga hapal dek, silakan buka langsung website kampus tujuanmu, biasanya ada keterangannya kok. Khusus untuk its bisa dilihat di smits.its.ac.id
Dwi Anggreini
Kak, mau nanya. Bagaimana perbandingan laki-laki dan perempuan untuk jurusan arsitektwab kak ur di ITS? tolong dijawab ya kak. Makasih
Muhammad Ridha Tantowi
Biasanya ada di rasio laki-laki/perempuan di 40:60
Shintia
boleh diceritain singkat nya nggak kak dulu bisa masuk arsi ITS itu gimana? masuk lewat jalur apa?
Muhammad Ridha Tantowi
Haloo, untuk ceritanya mungkin bisa dibaca di artikel ini ya https://www.ridhatantowi.com/arsitektur-vs-fakultas-kedokteran/
Aidah
kak passing grade nya masuk jurusan arsitek di ITS berapa ya?
Muhammad Ridha Tantowi
Halo Aidah, untuk passing grade mungkin bisa merujuk langsung ke web resminya ya, biasanya ada tingkat keketatan masing-masing departemen. Untuk Arsitektur ITS sendiri biasanya berada di urutan ke 4-6 terketat yang ada di ITS di bawah T.Informatika, Elektro, Mesin, Sipil dan Industri.