Ulasan

Cara Memilih Program Bahasa Di Kampung Inggris Pare

Pare, Kota sejuta wajah yang selalu ngangenin. Entah gue nya yang kelamaan tinggal di sana atau emang tempatnya yang terlalu indah dan penuh kenangan buat dilupakan. Yang pasti gue selalu punya keinginan buat bisa kesana lagi, entah kapan. Begitu pun bagi orang-orang yang pernah ke Pare, gue yakin seketika mereka meninggalkan pare, pasti akan ada kenangan manis yang ditinggalkan di sini.

Dua tahun lalu, pertama kalinya gue menginjakkan kaki di pare. Sendirian. Tanpa ada teman, kerabat, apalagi orang tua. Bocah ingusan yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Lah, ngapain ke pare? Sebenernya, tujuan utama gue ke sana bukan belajar bahasa inggris. Tapi lebih kepada lari dari kenyataan, menghilang dari keramain. Haha. Malu sih, setelah ga keterima kuliah dimana-mana. Tapi jangan kira gue cuman hura-hura ga jelas di sini, selain mencari suasana baru, dulu gue punya misi buat suatu saat bisa sekolah ke luar negeri. Nah, pare adalah awal dari semuanya.

Selama kurang lebih delapan bulan gue tinggal di pare, ada banyak banget pengalaman yang gue dapat. Gak cuman tentang skill bahasa inggris, tapi juga pengalaman hidup para penghuni kampung inggris ini. Sehubungan ada banyak banget pendatang, gak cuma dari jawa, tapi juga dari Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Sumatera, Kalimantan, semuanya dengan latar belakang pendidikan macam-macam. Ada banyak pula cerita yang gue dengar dan pelajari. Semuanya tentang perjuangan hidup yang bener-bener jadi turning point gue.

Nah ngomongin pare, belakangan, banyak yang nanya, “Kak di pare ngambil program apa?”, “Dulu di kampung inggris yang paling bagus program apa?” atau “Bang, sebaiknya ngambil program apa dulu buat pemula?” Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering nongol di email gue. Sampai-sampai ada yang nge-direct message di Instagram, Facebook, dan media social gue yang lain. Nah daripada capek gue bales satu-satu, di sini gue mau jabarin gimana sih cara memilih program yang pas ketika di Kampung Inggris Pare. Gue bagi berdasarkan tipe-tipe yang datang kesini.

  1. Tipe Calon Mahasiswa Yang Nganggur

Dari sekian banyak yang nanya, gue sering nanya balik sebenernya urgensi kalian ke pare apa sih? Jawabannya variatif. Ada yang bilang cuman sekadar ngisi waktu luang, ingin memperdalam kemampuan bahasa inggris, ga sedikit juga yang nasibnya persis kaya gue. Pergi ke pare karena harus ‘nganggur’ setahun sembari menunggu SBMPTN tahun depan. Wkwk.

Perbedaan tujuan datang ke pare mempengaruhi apa yang harus kamu ambil. Kasus gue, sebagai seorang yang masih polos gatau apa-apa tentang pare. Gue nyaranin buat ambil program paket aja untuk satu bulan pertama. Kenapa? Karena program paket ini sistemnya kelas sudah dipilihkan dalam satu hari selama satu bulan penuh. Termasuk pula camp atau tempat tinggalnya. Jadi kita gausah repot-repot dan kebingungan lagi nyusun kelas biar ga tabrakan satu sama lain.

Dulu, gue ambil program paket stage one, sebut saja Lembaga M. Dulu sih harganya Rp.700.000,- termasuk camp. Dalam stage one terdapat lima kelas dalam sehari, ada kelas vocabulary, grammar, speaking, pronunciation, dan phrases. Jadi dalam sehari kegiatan kita akan dipenuhi kelas-kelas itu selama lima hari penuh dari Senin-Jumat. Waktunya pun gak main-main, gue masih inget gue harus udah masuk kelas pukul 5.00 pagi sedangkan gue baru bangun pukul 4.55. Hasilnya? Gue kelas dengan posisi ga mandi. Wkwk. Ini lumrah sih, kalo ga ikut kelas ada hukumannya nanti. Haha. Kelar kegiatan biasanya pukul 9.00 malam sisanya bisa dipakai buat jalan-jalan bareng temen seperjuangan di pare.

Worth it ga? Balik lagi ke alasan kalian ke pare. Bagi gue, seseorang yang masih ga tau apa-apa di pare dan belum memiliki tujuan yang jelas, it is worth obviously!

  1. Tipe Pemburu Beasiswa (Scholarship Hunter)

Beda tujuan beda jalan, ini mutlak. Bagi kalian yang bertandang ke pare buat belajar bahasa inggris bener-bener gue saranin jalan ambil program paket. Kenapa? Karena di kampung inggris pare juga banyak lembaga yang menyediakan program khusus tertentu. Misal, kamu ingin agar nilai TOEFL ITP bisa nyampe 500, maka kamu harus ambil program khusus TOEFL. Karena di program tersebut, pelajaran yang bakal dikupas adalah semua hal tentang TOEFL beserta triknya. Beda kalau kamu ambil program paketan yang tidak membahas masalah structure/listening/reading secara mendalam a.k.a hanya pengantarnya saja.

Pengalaman, gue sempet ambil kelas TOEFL di salah satu lembaga. Harganya cukup murah, Cuma Rp.120.000,- kalo ga salah gue dapat 12 kali pertemuan selama satu bulan dengan total 8 kali scoring (Simulasi Tes). Mantap ga tuh. Alhasil, pas tes beneran di Aminef Surabaya 2014 lalu gue berhasil dapet skor di atas 500. Kenapa? Karena materi yang diajarkan di Program TOEFL memang terfokus kesana. Setiap hari kita dilatih listening-nya, juga section-section lain dengan tutor kompeten.

Gak cuma TOEFL, gue pernah juga ambil kelas IELTS sewaktu di Pare. Harganya dulu juga masih terbilang murah, cukup bayar Rp.110.000,- gue udah dapat kelas, skoring, sertifikat dan modul. Tapi gue ga sempet nyelesein kelas ini karena di penghujung bulan ternyata jadwal gue tabrakan sama jadwal seleksi beasiswa yang gue tuju. Hehe. Tapi lagi-lagi worth it banget ilmunya. Yang paling berkesan buat gue adalah skill writing-nya. Terlebih tutornya saat itu asik banget dan sama-sama suka nulis.

  1. Tipe Akademis

Ada pula yang ke pare dengan tujuan meningkatkan kemampuan bahasa inggrisnya untuk keperluan akademik. Nah ini beda menurut gue. Kenapa? Sebab dunia akademis dengan lingkungan sekolah, universitas, hingga pemerintahan perlu bahasa inggris formal. Bukan bahasa gaul/slang layakanya yang sering diajarkan di pare. Tapi jangan takut, karena di pare juga terdapat program khusus yang bisa dipilih. Seingat gue dulu di salah satu ada program yang namanya Academic English, program yang 100% menggunakan bahasa inggris namun disajikan dengan landasan akademik. Begitu pula dengan materi-materi yang digunakan seperti dari jurnal, publikasi ilmiah, dll.

  1. Tipe Traveler dan Liburan Sekolah

Gue rasa populasi ini yang paling banyak bertebaran di kampung inggris. Setiap liburan sekolah, Juli atau Desember kampung inggris dipastikan akan macet. Serius? Iya. Gue sendiri yang mengalami setahun yang lalu ketika mengunjungi temen gue yang kebetulan kursus di pare. Dulu pas ramadhan, gue sampe geleng-geleng kepala kok bisa ya pare macet. Wkwk. Karena emang kampungnya kecil tidak sebanding dengan orang-orang yang tinggal di sana.

Bagi anak sekolahan atau mahasiswa, biasanya ga macam-macam. Mereka cukup mengambil program paket yang sudah termasuk camp. Baik yang sebulan atau cuma dua minggu. Kenapa harus paketan? Karena waktunya singkat. Dengan program paket mereka bisa dapat semuanya tanpa harus mengatur jadwal lagi. Lagian juga tujuannya buat liburan kan? Hehe.

  1. Tipe Khusus

Nah ini tipe yang bisa dibilang cukup jarang, tapi ada. Ada yang datang ke pare khusus agar mahir menulis dalam bahasa inggris, ada yang agar speaking-nya bisa lancar, ada yang ingin pronunciation-nya kebule-bulean, semuanya ada. Kalau sudah begini, disarankan untuk ambil program satuan aja. Ambil yang memang dibutuhkan. Biasanya harus memilih program di lembaga-lembaga berbeda karena tidak semua lembaga menyediakan program yang kalian kehendaki. Misal, program aksen hanya ada di Lembaga A, atau program Academic Writing hanya ada di Lembaga B, dst. Tapi perlu diingat untuk memperhatikan jadwalnya. Jaga-jaga agar tidak tabrakan satu sama lain.

Begitulah kira-kira pertimbangan dalam mengambil program di Kampung Inggris Pare. Jika kesulitan kalian bisa juga melakukan observasi dulu di kampunginggris.id sebelum benar-benar datang ke pare. Di sana kalian bisa memilh kelas mana yang ingin diambil, lamanya program dan cocok dengan apa yang anda cari di kampung inggris.

Ada paket holiday, traveling, termasuk kelas intensif TOEFL lho beserta biaya dan prosedur pendaftarannya. Bahkan kalian bisa langsung mendaftar online tanpa harus ke lembaganya langsung. Jangan kaya gue dulu yang harus nyasar di kampung inggris dulu dan ga tau arah, ujung-ujungnya daftar di lembaga ngasal. Haha.

4 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: