Happy New Year 2016 Ridha Tantowi
Ocehan

Happy New Year 2016!

Keheningan tidak lagi terasa asing tatkala hati sudah begitu terbiasa akan kesendirian. Seperti malam yang sunyi dengan sukarelanya menyambut sepi. Tidak ada yang perlu ditakuti, apalagi perasaan was-was seolah-olah semua orang memusuhi. Padahal, pada hakikatnya, semua yang bernyawa disini juga akan pergi. Perkara senang, sedih, ramai, sepi, hanyalah corak warna-warni kehidupan yang saya percaya akan terus datang silih berganti.

Tidak ada kebisingan berarti. Hanya letupan-letupan kecil yang mengiringi perputaran waktu malam ini. Tidak ada kembang api. Tidak ada tiupan (katanya) kebahagian yang biasanya cukup memekikkan telinga. Hanya berdiam, bertemankan angin malam yang sesekali bertiup dengan cepatnya. Berdiam di pertemuan dua bidang masif ini bukan kenistaan, melainkan pilihan. Adakalanya, kontemplasi adalah cara tepat untuk bermuhasabah diri.


Kini, kita telah beranjak menjadi lebih dewasa selangkah lagi. Ibaratnya, kita telah berhasil menapaki jalan panjang dengan berbagai halangan dan rintangan yang ada. Walaupun tidak semuanya kita bisa jaya, paling tidak, kita (semoga) kelak menjadi sadar akan segala kekurangan guna memperbaikinya. Ya, jatuh bangun, asam manis kehidupan itu pastilah ada. Tidak peduli tokoh sehebat Bill Gates, Obama, Habibie, atau tidak usah jauh-jauh Yth Bapak Presiden Jokowi pun pasti sadar akan jabatan dengan segudang risiko yang diembannya akan selalu ada yang mencaci maki.

Sebabnya, memeringati pergantian tahun tidak semata bermanis-manis lidah menyusun mimpi-mimpi setinggi angkasa itu. Atau, berdoa panjang lebar di social media berharap Tuhan mendengarnya. Atau ada pula yang bersyukur habis-habisan atas capaiannya di tahun sebelumnya. Tapi lagi-lagi, hidup tidak semata berisikan mimpi. Kita butuh bangun. Kita butuh waktu yang bersahabat. Ada kalanya ketika ketika lupa, ia mampu mengingatkan. Ketika kita salah, ia mampu meluruskan. So, We talked about the matter of time. Sejauh mana kita bisa menggunakan waktu untuk hal bermanfaat. Tidak semata tentang produktivitas, tetapi kualitas.

Saya sadar bahwasanya akan selalu ada momen dimana orang-orang yang dulu kita anggap berada di bawah kita seketika kini terlihat luar biasa. Memang, orangnya tidak cukup eksis-able, tidak juga vocal di lingkungan sekitarnya. Tapi apa yang membuatnya spesial? Adalah hati nuraninya. Bahwa menurutnya, uang tidak selamanya dapat ia genggam. Impian tidak selamanya membawa kebahagiaan. Karenanya, berbuat baik adalah salah satu cara mengabadikan kekayaan.

“Ketika uang adalah segalanya, ego di atas semuanya, maka musnahlah kita,”


Sebuah Intermezzo singkat (namun kepanjangan) sebelum kaleidoskop akhir tahun. Intinya, sampai kapanpun kehidupan ini akan terus dinamis. Kita tidak akan pernah tahu ke pelabuhan mana kelak kita akan bersandar. Kita tidak akan pernah tahu arus mana yang akan membawa kita ke jalan kebaikan. Namun selalu ingatlah satu muara yang benar-benar kita idamkan. Kelak, disanalah kita akan mengenal sudah sejauh apa kita berjuang. Karena pada satu muara akan ada muara yang lain. Seperti ingin ini, lalu ingin itu. Beryukur, Alhamdulillah!

 

Happy New Year 2016!

I hope you’re all the best!

10 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: