JKT48 Theater, Pertama dan Terakhir
Ini merupakan kali ketiga saya bertandang ke Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Bukan apa-apa, saya hanya ingin bermain saja. Sekaligus menunaikan target saya yang telah lama tergores di sebuah lembar usang di dinding. Yap, tidak lain dan bukan adalah untuk menonton secara live setlist Seishun Girls JKT48 Team K di theater mereka di FX Senayan.
Hingga pada Jumat (13/3) lalu saya memutuskan untuk berangkat dari Stasiun Gubeng pukul 12.00 WIB. Disebabkan asistensi yang belum kelar sejak paginya, akhirnya saya yang sudah packing sebelum berangkat kuliah langsung tancap gas dari ITS menuju Gubeng. Diantar oleh teman saya, hanif, yang bersedia menjadi ojek saya mengibas kendaraan lain untuk sampai tepat waktu.
Bukan kenapa, sebab kami baru berangkat dari ITS pada 11.30 WIB. Sedangkan saya belum cetak tiket, belum beli makanan, minuman, dsb. Tapi Alhamdulillah akhirnya kami sampai pada pukul 11.50 WIB. Setelah cetak tiket, final call kereta Gaya Baru Malam tujuan akhir Stasiun Pasar Senen akhirnya tiba juga. Walhasil, saya langsung masuk ke dalam kereta tanpa sempat beli apapun.
Memang perjuangan. Dengan keadaan yang sebegitu laparnya. Saya baru teringat akan nasi bungkus yang saya beli tadi pagi dan belum sempat saya makan. Itupun hanya satu bungkus ditemani dengan satu gelas air mineral. Yah daripada tidak ada sama sekali. Padahal waku tempuh sampai Jakarta adalah hampir 14 jam perjalanan.
Di kereta saya berkenalan dengan seorang anak SMA. Awalnya saya kira ia adalah mas-mas yang sudah kerja atau paling tidak baru lulus kuliah, namun ternyata saya salah. Ia adalah laki-laki keturunan batak, asal Medan Sumatera Utara, yang sekarang sedang duduk di kelas 3 di SMAN 4 Surabaya. Sayangnya, saya lupa namanya siapa. Maklum, peristiwa ini sudah terlewat dua minggu yang lalu. (Memang dasarnya pelupa sih -_-)
Kami hanya berbincang seputar dunia perkuliahan dan kehidupan masing-masing sebagai perantau. Memang rejeki kenalan sama orang ada saja, saya yang tadinya tidak membawa amunisi apapun (food and beverages, red) akhirnya kecipratan dari dia juga. Haha
Oke, skip dulu cerita di Kereta,
Tepat pukul 3.50 WIB keesokan harinya kereta berhenti di Stasiun Jatinegara. Yap, saya akhirnya memilih untuk berhenti disini lantaran lebih dekat dengan tujuan saya selanjtnya ketimbang jika turun di Pasar Senen. Sembari menunggu pagi, saya memilih untuk beristirahat sejenak di kediaman teman saya sewaktu di pare dulu. Namanya, Hadi, seorang hard-worker yang benar-benar top. Eh, udahlah, wkkwk
Saya kemudian memberanikan diri ngojek sendiri ke matraman. Sedikit parno juga awalnya, terlebih sekarang kan lagi musim-musimnya begal. Bagaimana jika nantinya si tukang ojek punya niatan buruk? Bagaimana anti jika saya hilang di Jakarta? Terlebih tidak ada keluarga saya yang tahu jikalau saya pergi ke Jakarta, Haha, Konyol.
Lagi-lagi saya tiba dengan selamat di rumahnya Hadi. Sholat, mandi, lalu istirahat sembari menunggu pagi. Dikarenakan saya di Jakarta hanya dua hari maka setiap detiknya sangat berharga. Pagi-pagi sekitar pukul 9.00 WIB setelah sarapan gratis saya diantarnya ke jalan yang biasanya dilalui bus menuju pinang ranti.
Saya sudah janji untuk menjemput teman saya yang katanya buta jalan di Jakarta untuk diajak jalan-jalan. Yowes, padahal saya sendiri pun juga pendatang. Sesampainya di pinang ranti, sosoknya tidak juga hadir. Ada kiranya satu jam saya tunggu, baru ia tampak keluar dari sebuah angkot. Langsung saja kami naik ke Halte Trans Jakarta Pinang Ranti yang ternyata sekarang sudah menggunakan kartu elektronik. Mampus, gak punya!
Fortunately, teman saya yang bernama Aspi ini udah punya, untunglah bisa nebeng. Dari pinang ranti kami akhirnya harus transit ke Halte Semanggi untuk bisa naik ke bus tujuan Blok-M. Oiya, ini bukan kali pertama juga saya melewati jembatan super duper panjang ini. Karena harus pindah ke Halte Bendungan Hilir (Benhil). Tapi, teman saya si Aspi ini terus-terusan mengeluh. Oh Man! Stop It!
Dari Benhil, cuma butuh melewati dua halte kamis sudah sampai di Halte GBK. This is it! Hanya beberapa jengkal saja kamis sudah sampai di FX Senayan. Haha, si Aspi ini excited banget. It was his first time to see the real JKT48 Theater. Yang beneran.
Oh ya, kebetulan saya bareng Aspi ini bad luck sekali. Kalah undian tiket Seishun Girls, baik show siang maupun yang malam. Wajar sih karena ini merupakan senhsuuraku alias show terakhir bagi setlist ini. Yang artinya kedepannya tidak akan ada lagi lagu-lagu kece ini. Awalnya saya agak kecewa juga, karena tidak kebagian tiket online. Berbekal keyakinan dan baca-baca d internet tentang Waiting List (WL), akhirnya saya tanya ke satpam depan theater. Finally, dapet kupon antrian tiket WL. Tapi, what the ffff, kebagiannya saya nomer 61 sedang si Aspi nomer 63. Was was…
Saat itu masih pukul 13.00, masih ada 60 menit sebelum show mulai pada 14.00 untuk bisa cuci muka dan sholat. Jadilah kami sholat bareng wota-wota lain yang sepertinya juga sedang menunggu show dimulai. Bedanya, mereka sudah punya tiket, sedang kami? Gak jelas, dapet atau nggak.
Kami kembali lagi ke depan theater yang sekarang sudah dipenuhi ratusan wota dari segala penjuru daerah. Mostly are men! Setelah yang punya tiket sudah masuk ke dalam theater. Kemudian penentuan bagi pemegang kupon antrian WL. Istilahnya WL ini adalah pengganti mereka yang menang undian tiket tapi tidak jadi datang. And guess what, kami dapat tiket! Ah God, You’re such good God!
Setelah mengasihkan uang Rp.100.000, kami berdua bergegas masuk ke dalam. Berlari-larian bahkan, antara sudah tidak sabar sama takut tidak dapat tempat lagi. Di dalam, saya tidak lagi bisa duduk seperti pada kunjungan pertama dan kedua saya ke JKT48 Theater. Kala itu saya berhasil menang undian terus, namun kali ini berbeda, saya kalah, dan akhirnya harus nonton di standing area. Okay, It’s not too bad though.
Yang terpenting adalah saya pada akhirnya bisa menonton pertunjukan SG ini untuk pertama dan terkahir kalinya. Pertama bagi saya yang sebelumnya belu sempat kesini, dan terakhir karena Team K akan memiliki setlist yang baru. Overall, saya sangat puas dengan penampilan member team K yang benar-benar all-out. Di samping ini merupakan show terakhir mereka, mungkin juga sebagai kado perpisahan yang manis bagi para penontonnya.
Oh ya, ada yang spesial juga sebab member Team K juga membawakan single mereka yakni Eine Pressure yang biasanya hanya untuk on-air saja. Pun pada encore, ada teriakan khusus yakni “Cahaya Tiga Ratus” wuih sempat merinding karena ternyata ada yang Most Valueable Participant (MVP) ke-300 pada siang itu. Gila, ternyata itu adalah Yamada San. Memang dimana ada JKT48, disitu pasti ada Yamada, wajarlah.
Di akhir show, seperti biasanya ada sesi high touch. Tidak seperti dua kunjungan saya yang lalu saya hanya bisa diam dan senyum-senyum sendiri, disini saya lebih berani untuk menyapa member. Setidaknya memanggil nama mereka. Dan lebih menyenangkannya, mereka membalas, meski hanya berpapasan beberapa detik saja, terkhusus Acha JKT48. Usai show yang memekikkan telinga selama lebih dari dua jam, kami pun sepakat untuk mencari makan di FX dan pilihan jatuh ke restoran jepang yang lagi-lagi saya lupa apa namanya.
Satu hari yang menakjubkan, eh baru setengah hari sih! Perjuangan dari yang tadinya ragu bisa nonto atau tidak akhirnya bisa kecapaian juga! Perjuangan berdiri selama dua jam! Perjuangan pula capek-capekan Surabaya-Jakarta-Surabaya dengan kereta malam yang mana saya sampai di Surabaya pukul 4.00 WIB dan harus kuliah pagi pukul 7.00 WIB. Great! Salam!
Target, checked!
Cerita selanjutnya, tunggu next post!
2 Comments
Pingback:
Qorisme
Sampai saat ini belum berani pergi kekonser musisi favorit sih, soalnya sangat tidak mungkin. Lebih mendukung beli cd rilisnya saja.