Sastra

Kembang 1000 Wajah, Sebuah Sajak: Dariku & Untukku

Kali ini, ngeshare puisi saya aja ya? Sebetulnya sudah lama rampung nih puisi, tapi karena kesibukan seorang artis blogger matre, blog personalku ini pun terbengkalai dan apalagi akhir-akhir ini isinya ga karuan. Hehe.. Nikmati aja okeh?

Kembang 1000 Wajah
karya: Muhammad Ridha Tantowi
Disudut tempoyak adanya kikisan kerikil yang beterbangan, seakan pisau namun berkicau-kicau
Begitu kasar lolongannya bak bedebah yang beranjak ke peraduannya
Dia berjalan mencoba menutupi, sebuah sampul eratan beribu wajah berlapis-lapis; terkubur dilembahnya
Mula-mula yang kemudian menjadi pemula, menjadi sasaran utama perburuan
Dengan gobrakan manisnya seraya tutur katanya: sehasta harta sorotan ketakutanku
Mitos buah sesampingan? Tangkas, momentum lapisan dasar tonggak cengkramannya
Memohon pergi sejenak hilangkan sesak yang mendesak-desak
Menonjolkan nurani; Kumbang terhadap adanya kembang? Serupa namun tak sama
Air mata yang terus meratap; Mencoba mengintip penghabisan dari teropong masa lalu
Agaknya murung dulu, suramlah mutiara itu; sekitar hunian sepinya perkuburan
Dikala itu, disaat itu, crocotan kecil sedang menantiku, membawa kabar: sebuah tebu nan tembakau?
Kubangan halusinasi sinetron dahulu berbuah pahit seketika itu, disaat itu
Dipakainya kaos loreng bak gerabah tanpa arah, bebisik pelan berseru nada; Menggelegar memecah telinga
Seribu wajah, seribu rupa anekdot berbalik terhadapnya
Sambil menunggu, hanya menanti, memantau dari kejauhan; ‘Engkau kah itu?’
Penghabisan hari, mencari hati, ditanah tabu ini, aku menunggu sebuah tebing; Teatrikal pandang berlapis-lapis
Bagai mengais air diladang pasir, ‘tak mungkin semuanya’ berupa harapanku terhadapnya

Banjarmasin, 8 Maret 2010

 

*Edisi Revisi

Bagaimana sob? Jelek kan?
Oh ya, ada yang tau gak maksud nih puisi? Ayo.. Raise Your Hand!!!

Leave a Reply

%d bloggers like this: