General

Komoditas Impor & Ekspor Dalam Upaya Perbaikan Perekonomian Bangsa

Mengawali sebuah bisnis biasanya diinisiasi dengan penggalian ide yang mendalam. Dalam pengembangannya, kita perlu berinovasi dengan ide yang benar-benar berpotensi sukses jikalau memang akan dikembangkan lebih lanjut nantinya. Seiring pencarian jati diri dalam berbisnis, perlu dipikirkan pula faktor-faktor samping yang akan menunjang kelangsungan seorang entrepreneur yang kelak berkecimpung dengan ‘dunia’ barunya tersebut. Seperti halnya keterikatan dengan passion, ability, hingga market’s demand yang akan menentukan bisnis kita akan laku di pasaran atau tidak, bisnis kita bisa diterima masyarakat atau tidak, lebih-lebih adakah manfaat yang kita tebar untuk masyarakat?

Dilatarbelakangi isu-isu perekonomian global baru-baru ini, saya tergerak untuk bisa merintis ide bisnis saya sendiri berkolaborasi dengan pihak-pihak yang memang terkait dengan ini (selanjutnya akan saya jelaskan dibagian bawah). Berawal dari ketidaksengajaan saya mampir di boothnya UKM We&T ITS pada saat UKM EXPO 30-09-14 lalu. Yang pada akhirnya sampailah saya dari penulisan artikel ini dengan tergabungnya saya sebagai anggota muda 21 UKM We&T ITS yang inshaaAllah akan banyak memberikan sumbangsihnya terhadap kaum muda 21 ini. Menjadikan kami yang awal mulanya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya heran sekarang menjadi terkesan, dan yang awalnya sedikit gengsi untuk jualan menjadi sangat termotivasi tuk berkembang.

          Masuk ke ranah yang agak serius, pada saat welcome party We&T kemarin, kuping saya kembali disiram dengan wacana kesiapan Indonesia terhadap “AEC 2015” oleh bapak soeharjoepri sebagai sang pembicara saat itu. Dalam hati ada sedikit rasa miris akan kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC. Akankah negara tercinta kita ini benar-benar siap menghadapi 9 negara ASEAN lain? Akankah kita bisa berjaya ataukah kembali ke masa krisis moneter melanda? Faktanya Indonesia berada di urutan pertama dengan populasi terbanyak di antara megara-negara asean, Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, Indonesia dengan jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) terbanyak di ASEAN, apa yang kurang dari negeri ini? lalu apa yang membuat Indonesia masih saja dilanda ragu? Pertanyaan ini sering terlontar oleh sejumlah pengamat ekonomi Indonesia. Fakta lainnya adalah dari sebegitu banyaknya populasi bangsa Indonesia hanya 1/3 nya saja yang pendidikan terakhirnya adalah SMA ke atas, kemudian tentang pendapatan per kapita Indonesia yang masih berasa di urutan ke 4 di bawah Singapore, Thailand, Malaysia. Jika hal demikian terus dibiarkan, lalu akan dikemanakan bangsa ini? Rela diserbu oleh antek-antek non-pribumi? Dijajah dan kembali ke zaman rodi? Lalu, mau dikemanakan kita yang ‘katanya’ hanya rakyat jelata ini?

Nah, di sinilah peran penting mahasiswa sebagai agent of change, yakni perbuat apa yang bisa kita perbuat untuk sebuah perubahan yang berarti bagi bangsa ini. Salah satunya adalah dengan mengubah mindset tipikal orang Indonesia, karena sudah lumrah orang tua lebih suka anaknya bekerja sebagai PNS dibanding berkaya sendiri tanpa begantung terhadap peraturan dan kebajikan orang lain, contohnya saja berbisnis. Yang membedakannya tak hanya sebatas keluwesan atau daya tarik profitnya semata tapi juga kita akan memainkan peran kita, seberapa bergunanya kita terhadap bangsa pada umumnya dan terhadap masyarakat di sekitar kita pada khususnya dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang layak.

Lebih dalam lagi, saya akan sedikit menjabarkan tentang ide saya yang dalam persepsi saya akan mampu sedikit banyak memberi perubahan terhadap lingkungan sekitar, pun terhadap Indonesia in general. Bisnis tersebut berupa kegiatan “Impor & Ekspor” yang sangat terpuruk keadaannya dimana yang jadi pokok permasalahan adalah kegiatan ekspor Indonesia yakni kita lebih condong mengekspor bahan mentah ataupun barang setengah jadi yang berakibat defisit terhadap neraca ekspor, sebaliknya dengan kegiatan impor yang merupakan produk jadi yang kemudian dipasarkan di Indonesia secara luas. Ini tentu sangat merugikan diri sendiri yang mana jika kita sendiri yang mengolahnya maka nilai barang/produk tersebut pun bisa naik dan mendongkrak pendapatan perekonomian negara kita.

Berikut akan saya perjelas masing-masing komoditas tersebu di bawah:

1.Impor

Ide dalam pengimporan barang ini muncul karena kebanyakan orang sekarang sangat senang berburu sejumlah rare items dan limited stuffs yang keberadaan nya hanya bisa dijangkau di luatr negeri. Seringkali mereka rela mengeluarkan uang hingga ratusan dolar demi mendapatkan item yang diincar. Seperti halnya dulu saya sering sekali menerima order jasa pengimporan barang via ebay, amazon, alibaba, dan website lainnya. Tidak jarang barang-barang yang dijual adalah barang yang berkualitas bagus, unik, dan terlebih murah.

Memang ide ini agak ‘serong’ dari pembahasan sebelumnya dikarenakan kita juga tidak bisa mengindahkan kalau kita sekarang masih bergantung terhadap kegiatan impor ini. Berkaca di lapangan pun juga akan sama, melihat di pasaran barang-barang yang dijual rata-rata adalah buatan non-pribumi. Namun satu hal yang bisa kita lakukan adalah memfilter kegiatan impor tersebut. Barang yang seyogyanya diproduksi di Indonesia yang kualitasnya lebih bagus misalnya, tentu kita harus bisa mendukung produk tersebut dengan tidak mengimpor produk sejenis. Terlebih kalau memang usaha impor ini kelak akan berkembang besar menjadi biro impor dalam negeri tentu kita bisa mengontrol tuk perekonomian Indonesia lebih maju lagi di masanya.

Ide sederhana di tahap awal yakni dengan cara membuka layanan jasa impor barang luar negeri, hanya dengan bermodalkan paypap, vcc, atau credit card (jika memang punya) misalnya kita sudah bisa menjalan bisnis ini. Social media pun sudah cukup sebagai sarana marketing yang hebat.

“Sesuatu yang besar pun pasti dimulai dari hal yang terkecil lebih dulu.”

2.Ekspor

          Menengok sedikit ke sekililng, masih banyak sekali hasil karya anak bangsa yang belum terkuak keberadaan nya, tak perlu dulu di international di tingkat regional pun biasanya hanya segelintir saja yang tahu. Juga terhadap unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang sepatutnya dihargai lebih akan hasil karyanya malah berhenti di wilayahnya saja. Kalau kita bisa menggapai yang lebih luas dan berpotensi lebih kenapa tidak?! Hasil karya yang saya maksud bisa beragam, di sentra kuliner seperti rendang, satai, yang dengan trik kita poles ke dalam bentuk fast food yang siap menembus benua luar? Pun terhadap kerajinan tangan seperti batik pekalongan, miniatur alat musik tradisional (angklung, sasando, panting), mebel khas nusantara, dan tak ketinggalan dengan seni dan budaya Indonesia yang beragam pun berpotensi menghasilkan keuntungan, tak hanya materil tapi juga satisfaction akan pengakuan negara lain terhadap seni dan budaya luhur kita. Ini juga upaya memperkenalkan Indonesia lebih luas lagi cakupannya.

Dimulai dari skala kecil, tentu usaha ekspor ini akan sedikit lebih mengeluarkan tenaga dibanding impor. Usaha untuk meyakinkan pemilik UKM untuk mau memperluas penyebaran usaha dagangnya, memperkenalkan produk ke calon buyer, proses pemasaran itu sendiri, hingga penangangan ekspedisi luar negeri. Semuanya akan berjalan secara bertahap. Bermodal keyakinan dan dengan usaha yang bersungguh-sungguh saya yakin apa-apa yang telah dirintis sedikit banyak akan menghasilkan gumpalan serabutan yang kian hari kian membesar, begitupun keadaannya dengan ide simpel bisnis ini.

Sampai pada poin akhir artikel ini, telah saya jelaskan apa-apa yang mungkin harus kita lakukan untuk bisa berperan penting dalam memajukan perekonomian negeri tercinta Indonesia ini. Tak pandang usia, mahasiswa pun bisa jadi entrepreneur yang sukses jika ia memang bersungguh-sungguh dalam penangangan nya. Kelak, mahasiswa lah yang akan membawa perubahan masiv teruntuk Indonesia 10-20 tahun yang akan datang.

“That is my simple idea in becoming a successful entrepreuner and making a great change in our beloved-country! Where’s yours? Artikel ini dibuat untuk memenuhi syarat Entrepreneur Blog Competition (EBC) 2014”

WE&T ITS!!! DARE TO BE ENTREPRENEUR!

VIVAT!!!!! HIDUP ITS! HIDUP ITS! HIDUP ITS!

NAMA: M RIDHA TANTOWI

JURUSAN: ARSITEKTUR

NRP: 3214100070

Leave a Reply

%d bloggers like this: