Stories,  Tutorial

Pengalaman Kuliah Singkat Gratis Ke Luar Negeri

Dari segitu banyaknya tawaran beasiswa baik di dalam maupun luar negeri, sudah gak kehitung kayaknya berapa kali gue gagal karena saking banyaknya. Haha. Perjuangan menjadi scholarship hunter tersebut bermula ketika duduk di bangku kelas tiga SMA. Ketika sedang galau-galaunya mau kuliah kemana, PTN gak diterima, Kedinasan gak diterima, nah akhirnya gue beraniin buat nyobain daftar beasiswa ke luar negeri. Ada banyak banget, tapi ujung-ujungnya gak keterima juga. Wkwk.

Baca Juga: 10 Alasan Kamu Harus Masuk Arsitektur ITS

Setelah masuk ITS dan disibukkan dengan berbagai kegiatan akademik serta kemahasiswaan, gue mulai lupa tuh kalo dulu pernah punya mimpi buat bisa keluar negeri. Namun tiba-tiba aja gue ngerasa terpelatuk sama temen-temen di kampus, khususnya ITS Online, yang kece abis. Ada yang berhasil ke Thailand gratis, China, Jepang, Jerman, Turki, dan masih banyak lagi. Dalam hati, lah gue kapan?

Menginjak semester lima, mulailah gue getol nyari beasiswa kesana-kemari, emm gak gitu deng. Aslinya di ITS International Office ada banyak program ke luar negeri. Tapi, gak semuanya gratis, mostly partial sih. Gue yang gak punya duit ini pun masih mencari-cari cara gimana biar bisa keluar negeri gratis wkwk. Akhirnya ketemulah sama program ASEAN in Today’s World (AsTW) 2017. Thanks to adven

Baca Juga: Kalau Gagal Jadi Mahasiwa, Lantas Harus Ngapain?

Susahnya Persyaratan Beasiswa

Yang bikin orang-orang males daftar beasiswa itu seringnya karena berkas atau dokumen yang diperlukan rumit. Sama halnya kayak persyaratan AsTW kemarin, gue harus berjuang ngelengkapin dokumen hanya dalam waktu tiga minggu. Termasuk untuk TOEFL Score, gue hanya punya waktu satu minggu untuk belajar karena memang kemarin memilih jadwal terdekat biar gak kelewat deadline. Syukurlah, walau hanya seminggu persiapannya, nilainya cukup memuaskan wkwk. Padahal terakhir kali test TOEFL udah tiga tahun yang lalu.

Baca Juga: Pengalaman Dapat Beasiswa Dataprint

Adapun dokumen yang harus dikirim adalah transkrip akademik, enrollment letter, toefl score, essay, registration form, certificate of health, dan recommendation letter. Nah recommendation letter ini yang paling menguji kesabaran selain TOEFL. Jadi ceritanya, gue udah minta surat rekom ke kepala departemen sekitar seminggu sebelum deadline. Tapi berhubung beliau super sibuk, jadilah surat tersebut baru selesai pukul 23.55 WIB. Tepatnya lima menit sebelum deadline wkwk. Alhamdulillah masih diterima, ancen terbaik kadep arsi iki. Hehe.

Pengumuman

Aplikasi sudah terkirim, gue pun disibukkan sama tugas besar di penghujung  tahun 2016 kemarin. Bertepatan dengan hari preview DA3, gue dapet email yang bikin gue senyum-senyum gak karuan. Wkwk. Padahal sebelum datangnya email itu, gue nervous mampus karena tubes yang pasti bakal diobrak-abrik sama dosen. Untunglah, email ini bisa menjadi obat penenangnya ahahah.

Email Penerimaan Beasiswa ASTW 2017

AsTW 2017

Apa itu AsTW 2017? Adalah sebuah perkuliahan singkat (2 Minggu) yang diperuntukan bagi mahasiswa di negara ASEAN dan Jepang. Diselenggarakan oleh Kyushu University Jepang, tahun ini kebetulan Vietnam yang menjadi tuan rumahnya dibantu oleh Vietnam National University. Tidak hanya kuliah, peserta AsTW 2017 juga diajak mengunjungi berbagai tempat bersejarah dan iconic di Vietnam. Sekaligus saling memahami bagaimana konteks berinteraksi lintas negara. Pokoknya seru banget.

Foto Bersama Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN for Socio-Cultural Community H.E Vongthep Arthakaivalvatee
Sesi Perkuliahan Terakhir pada Kelas Bahasa Vietnam

Gue ngambil mata kuliah Vietnamese dan Food and Environmental Issues in Asia. Setiap harinya, kelas dimulai pukul 09.00-15.00. Setelah itu biasanya akan diisi oleh kegiatan kunjungan ke berbagai tempat seperti ke desa keramik, restoran khas Vietnam, city center di Old Quarter, dll. Di akhir pekan, kita diajak jalan-jalan ke Ha Long Bay serta bermukim di Mai Chau, desa menarik 200 Km dari Kota Hanoi.

Berkunjung ke Desa Mai Chau, Vietnam

Setiap tahunnya, Kyushu University memberikan beasiswa bagi peserta terpilih. Nah jadi di AsTW 2017 kalau peserta memenuhi kualifikasi sebagai penerima beasiswa, maka semua biaya kegiatan akan dikover sama panitia. Namun peserta tetap harus membeli tiket pesawat sendiri. Di sinilah permasalahan mulai muncul wkwk. Jadi perjuangan gue biar bisa keluar negeri gratis gak semulus paha member JKT48 guys. Haha. Pengalamann lebih detail soal pencarian dana bakal gue bahas di postingan selanjutnya ya.

Menghadiri Undangan KBRI Hanoi

Gimana Rasanya Ke Luar Negeri?

Amazing hahah. Maklum, sebelum ikut AsTW ini gue belum pernah menapakkan kaki di luar negara tercinta Indonesia. Selain pemandangan dan cuaca yang berbeda, gue dapat banyak banget pengalaman berharga. Seperti halnya merantau, tanpa disadari kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan cara mengenal tempat baru, orang-orang baru, serta pengetahuan baru yang belum tentu orang lain dapet. Karena perkara ke luar negeri bukanlah soal jalan-jalan doang. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik, termasuk mengasah skill bertahan hidup di negara orang.

Temple of Literature Hanoi

8 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: