Stories

Pengalaman Tukar Mata Uang di Money Changer Surabaya

Beberapa waktu lalu, gue pernah cerita kalau hampir jadi ‘gelandangan’ di negara orang (luar negeri, red). Alasannya sederhana, karena cuman bawa uang cash dan itu pun rupiah. Haha. Udah agak keliatan begonya dan jelas-jelas kurang persiapan. Artikel lengkapnya bisa dibaca di sini.

Sekitar empat hari yang lalu, gue memutuskan untuk berubah. Gak mau kejadian yang lalu terulang lagi, gue riset dah gimana caranya tukar uang rupiah ke mata uang asing. Dari hasil gue baca-baca, mayoritas gak nyaranin buat nukerin uang di bank. Kenapa? Biasanya kurs belinya buruk.

Di Surabaya sendiri, sepertinya gak terlalu susah buat nyari authorized money changer. Hanya saja, gue nyari yang deket-deket kampus ITS, biar gak terlalu jauh, tapi tetep recommended. Akhirnya ketemulah tiga nama: Lanina Valas di Dharmahusada (Arah UNAIR Kampus A), Dua Sisi di Tunjungan Plaza, dan Goenadi Valasindo di Pandegling (ini lumayan jauh).

Gue coba membandingkan kurs mana yang terbaik di antara ketiga money changer itu dengan cara nelpon mereka satu-satu. Prosesnya juga cepet, tinggal sebutin mau beli atau jual mata uang apa, nanti bakal dikasih tahu kursnya berapa, selesai. Setelah berpikir lumayan panjang, gue mutusin buat ke Lanina aja, which is paling deket sama kosan dan kursnya bersaing.

Sesampainya di Lanina Valas, gue bingung, ini beneran money changer apa gimana. Gue berani bertaruh kalian juga bakal bingung, haha, soalnya ini kantornya kayak rumah plus pagarnya yang tinggi. Tulisan “Money Changer” atau brand “Lanina” nya pun gak ada sama sekali di depan. Jadi jangan sampe kelewat, nah, berbekal nekat, gue masuk aja ke dalam yang langsung disambut sama penjaganya yang ramah.

“Pak ini beneran kantor yang tuker uang itu kan?” tanya gue ke bapak-bapak berumur kurang lebih setengah abad. “Iya mas,” jawabnya singkat namun tetap ramah, seakan sudah bosan mendapatkan pertanyaan serupa karena mengira salah alamat. Haha.

Suasana di dalam saat itu hanya ada sekitar empat enam orang, empat pelanggan dan dua pelayan. Gue dateng sekitar pukul 15.00. Ketika berhadapan dengan pelayan, gue langsung mengutarakan ingin menukar uang karena tadi sudah deal kursnya segini kataku. Terus ditanyain mbaknya, “Apakah sudah pesan sebelumnya mas?” Gue bingung, “Pesan apa ya mba?”, “Lewat telepon maksudnya mas,” jelas mbaknya. Gue seketika paham. Haha.

Langsung aja gue bilang belum, dan nyodorin uang rupiah segepok buat dituker dengan 1000 euro. Oh ya di sini gue juga minta untuk dikasih euro pecahan kecil juga biar gampang. Dikasihlah gue 8 lembar pecahan 100 euro dan 10 lembar pecahan 20 euro yang dibalut dengan amplop cokelat. Prosesnya ga sampe 10 menit, karena gue liat petugasnya (tenaga penghitung dan pemilih uang) itu banyak banget di sana.

So far, pelayanannya baik, ramah dan cepat.

14 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: