-
Agar Cerita Perjalanan yang Tanpa Batas Terus Abadi
Kalau dihitung-hitung, hampir setengah konten blog ini adalah mengenai cerita perjalanan hidup. Lewat blog ini, saya terus merasa tergugah untuk menceritakan pahit manis kehidupan lewat sebuah perjalanan. Karena dari perjalanan pula banyak nilai-nilai yang bisa saya pelajari dan terapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ada perjalanan mengarungi sungai di desa, mendaki gunung, tur domestik ke luar pulau, konferensi ke Vietnam, kegiatan volunteering ke Malaysia, jalan-jalan singkat ke Singapore, hingga perjalanan terjauh saya ke Eropa untuk pertukaran pelajar turut berkontribusi dalam membangun blog ini. Sampai hari ini, total 17 negara, 10 provinsi, dan ratusan kota di seluruh dunia yang sudah saya kunjungi. Adapun moda transportasi yang saya gunakan didominasi oleh pesawat terbang. Ketika…
-
Membaca Mimpi dari Ujung Benua Eropa
Sudah teramat sering gue berbicara soal mimpi. Cerita tentang kegagalan, penolakan, malu, keluh kesah, hingga keberhasilan sudah pernah gue tuliskan sebagai memori. Tentu tidak semuanya, tapi sebagian besar pengalaman gue bergulat dengan mimpi telah dibagikan di blog ini. Harapannya, agar kelak cerita manis sebuah pencapaian tidak hanya sebatas foto bahagia yang terpampang di Instagram atau Facebook saja. Melainkan ada perjuangan keras yang dibalut tetes keringat di balik pencapaian tersebut. Perjalanan dari kampus menuju apartemen kali ini terasa lama. Selain karena cuaca Kota Porto memang sedang tidak bersahabat, rupanya ingatan akan memori di masa lampau cukup membuat langkah kaki ini melambat. Tidak henti-henti gue mengucap syukur bagaimana skenario Tuhan membawa gue…
-
Sosok Perempuan di Hari Ibu
Hembusan udara dingin Kota Porto masih belum begitu akrab, tidak hanya bagi tubuh yang sudah terbiasa dengan panasnya Kota Surabaya, tapi juga bagi memori. Berbeda dengan hujan yang menjadi saksi bisu ketidaksepakatan saya akan keputusan seorang Ibu. Sepuluh tahun yang lalu, saya masih ingat betul bagaimana berkecambuknya perasaan saya ketika menyadari perempuan yang telah melahirkan saya ‘mendepak’ saya keluar dari rumah. Tepatnya satu hari setelah hari kelulusan Sekolah Dasar. Seorang bocah yang masih belum paham betul keputusan gila apa yang dilakukan Ibu meratapi nasibnya. Tapi saya paham, kondisi keluarga memaksa ibu melakukan hal tersebut. Sudah cukup saya melihat seorang Ibu yang pergi pagi dan pulang larut malam dengan menenteng dua…