• Ocehan,  Opini,  Stories

    Memaklumi Alasan Klasik Mahasiswa

    Sepulang dari Porto, saya merasa ada sesuatu yang berbeda. Ada banyak hal-hal nyeleneh mahasiswa yang tidak bisa saya terima. Saya tidak serta merta kaget, karena sempat ada masa transisi di sini. Sebelum akhirnya saya kembali tergabung dalam sebuah organisasi. Walau terkesan dipaksakan, tapi keadaan lah yang menuntut demikian. Hal-hal yang saya maksud tersebut antara lain budaya tidak tepat waktu, komunikasi jelek, budaya titip absen, dan pastinya tanggung jawab yang kececeran. Saya hampir dibuat muak dengan ini semua. Walau sudah diingatkan, tapi tetap saja alasan klasik sebagai mahasiswa selalu jadi andalan. “Sedang tidak mood” “Akademik sedang berantakan” “Tugas numpuk” “Lagi gabisa ngatur waktu” “Ada masalah keluarga” Dan sederet alasan-alasan lain. Uniknya,…

  • Stories

    Tidak Lulus SNMPTN Bukan Akhir

    Pengumuman SNMPTN hari ini diumumkan serentak di Indonesia. Gue yakin banyak yang gugup menanti apakah namanya masuk dalam daftar yang diterima atau tidak. Sebab gue juga mengalami hal yang sama lima tahun lalu. Perasaan harap cemas agar bisa lulus masuk perguruan tinggi negeri tanpa harus berjuang keras untuk SBMPTN. Namun, kenyataan berkata lain, gue tidak lulus SNMPTN. Wajar sih, SMA gue bukan sekolah favorit, apalagi kalau dijajarkan dengan sekolah lain di tingkat Provinsi Kalimantan Selatan. Still, gue masih ngebet daftar Fakultas Kedokteran favorit di Jawa. Hehe. Baca juga: Arsitektur VS Fakultas Kedokteran Saat hari pengumuman, gue bersikeras untuk tidak membuka website langsung. Tapi menunggu hingga keesokan harinya, sambil berharap hasilnya…

  • Stories

    Impian Ada di Tengah Peluh

    Satu tahun yang lalu, gue sedang disibukkan dengan banyaknya deadline, termasuk tugas dan berbagai macam aplikasi beasiswa. Ada Erasmus+, Erasmus Mundus, AsTW, YSEALI, Global UGRAD, dan masih banyak lagi. Nekat aja awalnya daftar banyak aplikasi, siapa tau ada keberuntungan batin gue. Tapi, mostly, beasiswa minta minimal TOEFL ITP paling nggak. Padahal saat itu TOEFL ITP gue sudah kadaluarsa karena sudah dua tahun. Lagipula skornya masih di bawah syarat 550. Cerita pertama, sekitar H-2 minggu deadline salah satu beasiswa, gue nekat daftar TOEFL ITP lagi, tanpa persiapan, dengan biaya lumayan. Dulu biayanya Rp.450.000,- di Unair Surabaya. Kenapa di Unair gak di ITS atau tempat lain? Karena jadwal tes yang paling fleksibel…

  • Tutorial

    Proposal Permohonan Bantuan Dana Mahasiswa

    Mewujudkan mimpi ga semudah membalikkan telapak tangan. Perumpamaan yang bener banget kata gue, bahkan sekalipun dalam prosesnya kita turut ‘meminta’ kepada orang lain. Namun, tidak serta merta kita akan dikasih secara cuma-cuma melainkan ada proses dan timbal balik. Nah, bagi yang sudah terbiasa bergelut dalam dunia pendanaan/fundraising pasti paham betul gimana susahnya nyari uang. Baca: Pengalaman Pendanaan untuk Pertukaran Pelajar Dalam cerita gue nyari pendanaan di postingan sebelumnya, gue menarget banyak sekali perusahaan, instansi pemerintah, dan juga beberapa sumber pendanaan di kampus. Hasilnya tentu ga semuanya ngasih, makanya dari banyaknya target tersebut diharapkan paling nggak dua atau tiga pihak dapat membantu. Nah, karena rasanya gue udah terbantu juga oleh para…

  • Ocehan

    Jejak Kaki Pertama di Benua Biru

    Goresan merah di atas selembar kertas putih itu masih terpampang jelas. Gue masih ingat betul bagaimana semangatnya gue membuat seratus mimpi itu sebagai bukti bahwa kelak mimpi-mimpi itu akan tercoret habis. Pertanda bahwa gue berhasil menyelesaikan apa yang gue ingin dan akan lakukan. Gak melulu soal mimpi besar, gue juga masih berkutat dengan mimpi-mimpi kecil nan konyol -yang dimata orang lain- mungkin sama sekali tak berfaedah. Gak apa-apa, toh usaha untuk mencapai itu juga punya kita sendiri. Baca juga: Berani Bermimpi Kan? Kali ini, gue masih kembali memutar ingatan bahwasanya tiga tahun yang lalu gue juga punya mimpi besar lain. Kuliah di luar negeri adalah hal yang paling gue idamkan…