-
Uraian Fragmen Kenangan dan Rekam Jejak Kepergian Yang Kesekian
Udara dingin itu seketika menyeruak, menusuk kulit seperti ribuan jarum kecil yang merayapi setiap inci tubuh. Sebab, kurang dari satu menit yang lalu, kehangatan suhu ruangan masih dominan menyelimuti. Kaos distro Bandung pemberian seorang teman ini seolah-olah tak berdaya menggelayuti tubuh dan yang tertinggal hanya kenangannya saja. Di sebelah saya, perempuan yang baru saja, 12 jam sebelumnya, adalah sosok asing yang mengisi keheningan ruangan, kini telah berubah menjadi sosok yang ramah. Hingga sekarang pun senyumnya masih terekam jelas di ingatan saya. Ia mengenakan hoodie rapi dan syal melilit lehernya dengan rapat. Hoodie yang ia kenakan seolah menjadi perisai dari serangan udara dingin yang merayap perlahan. Saya tidak benar-benar tahu, apakah…
-
Agar Cerita Perjalanan yang Tanpa Batas Terus Abadi
Kalau dihitung-hitung, hampir setengah konten blog ini adalah mengenai cerita perjalanan hidup. Lewat blog ini, saya terus merasa tergugah untuk menceritakan pahit manis kehidupan lewat sebuah perjalanan. Karena dari perjalanan pula banyak nilai-nilai yang bisa saya pelajari dan terapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ada perjalanan mengarungi sungai di desa, mendaki gunung, tur domestik ke luar pulau, konferensi ke Vietnam, kegiatan volunteering ke Malaysia, jalan-jalan singkat ke Singapore, hingga perjalanan terjauh saya ke Eropa untuk pertukaran pelajar turut berkontribusi dalam membangun blog ini. Sampai hari ini, total 17 negara, 10 provinsi, dan ratusan kota di seluruh dunia yang sudah saya kunjungi. Adapun moda transportasi yang saya gunakan didominasi oleh pesawat terbang. Ketika…
-
Memaklumi Alasan Klasik Mahasiswa
Sepulang dari Porto, saya merasa ada sesuatu yang berbeda. Ada banyak hal-hal nyeleneh mahasiswa yang tidak bisa saya terima. Saya tidak serta merta kaget, karena sempat ada masa transisi di sini. Sebelum akhirnya saya kembali tergabung dalam sebuah organisasi. Walau terkesan dipaksakan, tapi keadaan lah yang menuntut demikian. Hal-hal yang saya maksud tersebut antara lain budaya tidak tepat waktu, komunikasi jelek, budaya titip absen, dan pastinya tanggung jawab yang kececeran. Saya hampir dibuat muak dengan ini semua. Walau sudah diingatkan, tapi tetap saja alasan klasik sebagai mahasiswa selalu jadi andalan. “Sedang tidak mood” “Akademik sedang berantakan” “Tugas numpuk” “Lagi gabisa ngatur waktu” “Ada masalah keluarga” Dan sederet alasan-alasan lain. Uniknya,…
-
Alasan Tetap Bertahan Hidup Tanpa Harus Bunuh Diri
Pada polling di Instagram yang lalu, saya mencoba menanyakan followers saya tentang alasan untuk tetap bertahan hidup. Dengan ketentuan, alasan menyoal agama tidak diperkenankan. Mengapa? Sederhananya bagaimana pun juga, kalau sudah menyoal kepercayaan sulit untuk didebat. Sebab tidak semua orang memiliki kepercayaan yang sama. Walau bisa saja selain agama Islam ada yang melarang perilaku ini. Ada beragam alasan yang masuk. Ada yang nyeleneh, ada pula yang menjawab dengan sangat serius. Nah, jawaban-jawaban yang masuk akan saya sortir berdasarkan kategori alasannya. 1. Kenikmatan dan Kebahagian Dunia “Kalau ga hidup gabisa merasakan nikmatnya Indomie” “Banyak makanan enak” “Pengen jalan-jalan dan menjelajah” “Mensyukuri diberi kehidupan” 2. Keluarga dan Orang Terkasih “Kasian sama keluarga”…
-
Dilema Menjadi Indonesia Seutuhnya
“Aku paham,” ucapnya singkat sembari mengembangkan sedikit senyum kepadaku yang sedari tadi dilanda kebingungan. Banyak hal yang ingin kuutarakan, namun ada banyak hal pula yang menghalangiku untuk berkata demikian. “Aku meninggalkan keluargaku, teman-temanku, negaraku, bukan karena aku tidak sayang mereka, tapi sebagai bekalku menjadi prbadi yang lebih tangguh lagi,” jelasnya yang kubalas dengan anggukan kecil tanda setuju. Karena memang tidak ada yang perlu diragukan lagi tentang validitas jawabannya. Ia adalah anak dari keluarga (setidaknya) berkecukupan, pintar, dan lahir dari sebuah negara yang terkenal aman dan damai. Tidak ada huru-hara yang berarti, itu artinya tidak ada yang perlu ditakutkan untuk melanjutkan hidupnya di negara tempat ia belajar merangkak itu. “Semuanya baik-baik…