-
Memaklumi Alasan Klasik Mahasiswa
Sepulang dari Porto, saya merasa ada sesuatu yang berbeda. Ada banyak hal-hal nyeleneh mahasiswa yang tidak bisa saya terima. Saya tidak serta merta kaget, karena sempat ada masa transisi di sini. Sebelum akhirnya saya kembali tergabung dalam sebuah organisasi. Walau terkesan dipaksakan, tapi keadaan lah yang menuntut demikian. Hal-hal yang saya maksud tersebut antara lain budaya tidak tepat waktu, komunikasi jelek, budaya titip absen, dan pastinya tanggung jawab yang kececeran. Saya hampir dibuat muak dengan ini semua. Walau sudah diingatkan, tapi tetap saja alasan klasik sebagai mahasiswa selalu jadi andalan. “Sedang tidak mood” “Akademik sedang berantakan” “Tugas numpuk” “Lagi gabisa ngatur waktu” “Ada masalah keluarga” Dan sederet alasan-alasan lain. Uniknya,…
-
Pekerja Belakang Layar
Matahari sudah beranjak turun. Atmosfer yag tadinya tidak begitu bersahabat seketika mampu bertransformasi menjadi suasana yang dinanti. Tidak melulu mengenai suhu kota Surabaya yang terbilang tinggi itu, bukan. Walau tidak dipungkiri ada secuil faktor pemicunya adalah hal tersebut. Bisa dibilang yang menjadi pokok bahasan adalah sebuah pentas drama. Tempat dimana orang-orang berbaur, mencari kesenangan, apa saja, sesukanya. Menyaksikan keelokan makhluk tuhan bercakap dan bersandiwara di bawah sorotan spotlight yang sudah tak asing lagi. Raut wajah senang, sedih, letih, marah, kadang sesekali muncul. Pun, teriakan dan sorakan semangat tidak ketinggalan didengungkan. Lantas, apakah saya sedang menonton sebuah pentas drama? Tidak. Saya sama sekali tidak sedang menonton pertunjukan apapun. Deskripsi singkat di…