• Stories

    A Bespectacled Man

    “Rid, coba jawab soal nomor 9,” pinta bu Lidya, guru matematika kelas 10 gue. “Mmm, maaf dari sini ga kelihatan bu,” sahut gue dengan muka melas berharap permintaan tersebut diindahkan. “Loh ga liat? Jadi kalo tadi ga liat dari tadi kamu ngapain aja hah? Maju sini lalu kerjain di depan,” timpalnya. Jleb. Begitu kira-kira asal muasal gue sadar akan satu hal. Ada masa ketika gue merasa kalau pandangan gue saat itu sudah kabur. Pertamanya, gue rasa apa yang gue lihat adalah seperti yang temen-temen gue lihat di kelas. Kalau begini kan normal ya. Tapi nyata nggak! Setelah gue tanya temen-temen yang lain apakah mereka dapat melihat dengan jelas ke papan…