-
Solusi Transportasi Mudah dan Murah di Jakarta
Beberapa teman terkecoh saat pertama kali membaca judul artikel sebelumnya (Baca juga: Life is Annoyingly Unfair). Kegelisahan serta keresahan atas artikel sebelumnya sejujurnya bukan mengenai kehidupan pribadi saya, bukan, melainkan keluh kesah saya atas sistem tata kota dan transportasi di Jakarta. Artikel khusus mengenai perjuangan saya dengan buah kegagalan yang mungkin dimaksud teman-teman (mungkin) akan saya bahas di artikel terpisah, Insyaallah. Sebagai perantau di Jakarta, mengandalkan hidup 100% terhadap transportasi publik tidaklah tepat. Ketersediaan hunian yang terjangkau jaringan transportasi publik masih terbatas jumlahnya. Bahkan, kalaupun ada, tarifnya dapat dipastikan menengah ke atas, tepatnya di rentang 1,5-2,5 juta per bulannya. Minus lainnya, biasanya tak jauh dari lingkungan yang tidak kondusif, hingga…
-
Life is Annoyingly Unfair
Menginjak tiga tahun saya bekerja dan tinggal di Jakarta, ada banyak hal baik dan buruk yang pernah saya amati. Banyak yang bilang Jakarta adalah kota yang keras, tapi di sisi lain, ada pula yang menyanjung hebatnya Jakarta dalam hal tata kota serta perputaran ekonominya. Ketika masih duduk di bangku perkuliahan, cita-cita saya kala itu hanya ada dua: 1) Bisa bekerja di Jakarta atau 2) Bisa kuliah atau bekerja di luar negeri. Beberapa kali melakukan kunjungan dari Surabaya ke Jakarta, menjadikan Jakarta punya sisi menarik tersendiri bagi saya. Namun, itu sebelum saya mengenal sisi lainnya dari kota ini. Pasca lulus sarjana, rupanya, memang sudah takdir saya berlabuh dan mengadu nasib di…
-
Pengalaman Pertama Naik Blablacar di Eropa
Saya cukup familiar dengan Blablacar di penghujung 2017 lalu, namun tidak pernah punya kesempatan mencobanya. Sampai pada akhir Mei 2019 lalu saya berkesempatan mencoba carpooling/carsharing ini. Sederhananya, kita dapat dengan mudah dan murah mencapai tujuan dengan ikut menumpang di mobil orang lain. Blablacar ini adalah platform yang mempertemukan pemilik mobil (driver) yang akan melakukan perjalanan dengan orang lain yang akan melakukan perjalanan serupa. Ketimbang hanya sendirian di dalam mobil, kenapa tidak mengajak orang lain saja? Driver pun akan mendapatkan uang atas jasanya ini. Cerita perjalanan menuju Ilmenau, Jerman yang lalu cukup membuat saya pusing. Begitu pula ketika hendak keluar dari kota ini. Selain masalah konektivitas, harganya pun cukup tidak ramah…
-
Biaya Hidup Tinggal di Eropa, Studi Kasus Porto
Perbedaan mata uang, kondisi ekonomi, dan berbagai faktor lain yang gue sendiri ga tahu, jadi alasan mengapa hidup di luar negeri bagi orang Indonesia kesannya sangat mahal. ”Wah enak ya tinggal di luar negeri,” pikir gue yang kemudian bayang-bayang tersebut seketika sirna pas tahu kalo semuanya serba mahal di Eropa. Tapi sebenarnya, mahal atau murah itu relatif. Kalo bagi masyarakat Indonesia, jelas banget harus kerja keras untuk bisa ke luar negeri dengan standar gaji di Indonesia. Tarif sekali makan di Zurich misalnya, bisa untuk makan selama satu minggu di Indonesia (Di warteg, hehe). Air botol kemasan aja seharga 3CHF atau 45.000IDR. Bisa dibayangin betapa tingginya biaya hidup di Eropa. Tapi…
-
Pengalaman Pertama Menggunakan Uber Surabaya
Cukup sering gue bahas tentang jenis transportasi kekinian di blog ini setelah kemarin ada Go-Jek, GrabTaxi, sampai sekarang yang lagi nge-trend di Surabaya yakni Uber. Cuman, untuk yang terakhir Uber sebelumnya memang belum setenar sekarang. Karena dulunya Uber hanya tersedia di Kota Jakarta dan sekitarnya saja. Sebenernya nama Uber ini sudah ga asing lagi, terlebih di luar negeri, Uber telah lama berkecimpung di zona transportasi online. Namun baru-baru ini mereka mulai merambah pasar Indonesia. Gue sempet nganggapnya Uber ini sama aja kayak taksi-taksi pada umumnya. Yang membedakan hanyalah system pemesanannya saja. Tapi setelah ditelisik, gue salah bung. Baca Juga: Pengalaman Ngerjain Gojek Uber ini merekrut mereka yang mempunyai mobil pribadi…