Stories

Begini Rasanya Musim Dingin di Porto, Portugal

Penghujung bulan Februari kemarin seharusnya musim dingin atau kerennya winter udah kelar sih. Tapi sekarang udah masuk awal maret dan sebagian besar negara-negara di kawasan eropa masih diliputi salju. Sama halnya seperti di Porto, di sini turun salju juga cuman dalam bentuk cair dan tidak dalam kristal es. Ahaha maksud gue hujan. Sudah hampir dua minggu Porto diguyur hujan setiap hari berturut-turut. Mending sih kalo hujan doang, tapi ini sama petir dan hembusan anginnya dahsyat banget.

Suhu musim dingin di Porto Portugal

Indonesia terkenal dengan negara yang cuacanya cenderung selalu bersahabat. Kalaupun ekstrim paling terjadi sesekali. Nah di sini, parah sih, gue aja kemarin keluar kosan pas mau ke kampus hampir terbang saking kuatnya tiupan anginnya saat itu.

Suasana Avenida dos Aliados Porto saat malam hari

Belum lagi cerita payung-payung yang jadi korban keganasan alam bertebaran di jalanan. Ahaha. Kasian, dan sayang juga sih, eman lo satu payung paling murah di sini harganya 5€ atau 80ribu-an.

Balik ngomongin musim dingin di sini, seperti yang gue bilang kalau di Porto ga ada salju. Paling mentok hujan es kecil karena posisinya yang berbatasan langsung sama samudera Atlantik. Tapi kata dosen gue Prof Bernardo, sebenernya pernah di sini turun salju tapi itu udah lama banget. Kalau dihitung-hitung mungkin salju turun 30 tahun sekali. But who knows, perubahan iklim global sekarang yang lagi rame, Porto bisa punya salju dalam waktu dekat.

Ga ada salju, berarti ga dingin dong?

Anda salah besar ahaha. Di sini, gue sebagai manusia yang lahir dan dibesarkan di negara tropis, selalu kedinginan. Walau suhunya ga nyampe minus seperti di negara Eropa bagian utara atau tengah, tapi suhu berkisar 4-6 derajat Celcius begini udah cukup bikin gue males gerak. Beneran.

Ibaratnya lo lagi di Indonesia nih, tapi tiba-tiba dicolek temen di badan pake es batu, nah gitu rasanya ketika gue tidur di kasur tapi tiba-tiba tubuh gue menyentuh bagian yang gak hangat. (Bagian hangat=Bagian yang sudah terlebih dulu kontak sama tubuh makanya jadi hangat). Jadi gaboleh banyak gerak dan harus selalu di bawah selimut. PS. Kamar gue ga ada heater-nya. Huhu.

Pemandangan berkabut dari dalam Kamar Gue di Lantai 6

Ketidakhadiran central heating atau pemanas ruangan di kebanyakan akomodasi di Portugal, khususnya Porto, gue rasa udah sangat umum. Temen-teman gue pun juga pada gak punya heater. Alhasil pada beli portable heater dan gue sok-sokan kuat padahal aslinya pengen hemat. Hehe.

Beberapa hari terakhir kepikiran buat beli heater, dan hari ini pun gue udah ke Worten (semacam electronic store) di Via Santa Catarina Mall, Bolhaõ. Tapi ujung-ujungnya ga jadi karena harganya lumayan dan bentar lagi musim semi. Ahahh.

But so far, Porto sangat masih bersahabat lah. Makanya banyak anak-anak Erasmus dari Eropa tengah kek Jerman, Polandia, Romania, dll yang memilih ke sini karena mereka nyari tempat yang anget.

Gue salut sih sama anak-anak Indonesia yang kuliah di Eropa Utara sana, gila cuy suhunya sampe minus. Gue aja pas nge-trip itu pake baju double, coat, sarung tangan, scarf, kupluk, tapi tetep aja kepala, tangan dan kaki rasanya mati rasa.

Gue kedinginan betul di Warsaw, Poland

Saat ini gue masih sangat menantikan spring dan summer sih, karena Porto bakal nyaman dan cantik banget di dua musim ini. Gue masih ingat betul pertama datang ke sini pas autumn, dan itu sungai douro masih hijau, pohon-pohon merah kekuningan, dan orang-orang masih santai pake kemeja atau T-shirt tanpa balutan coat. Ahah.

Douro River saat musim gugur, cantik banget lah!
Matosinhos Beach pas masih Autumn.

5 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: