-
A Story of A Cup of Coffee, Biased Memory, and Logical Fallacy
Udara dingin dan gerimis yang sesekali turun tidak menghalangi saya dan beberapa teman lainnya untuk keluar dari V-Huset. Misi ini adalah untuk mendapatkan segelas kopi hangat dari vending machine yang tersedia di A-Huset, gedung sekolah Arsitektur yang lokasinya hanya terpisah oleh jalan setapak setelah V-Huset. Tidak butuh waktu lama, kedua tangan setengah beku saya sudah memegang papercup mungil yang terisi 3/4 kopi hangat di dalamnya. Walau tak bertahan lama, kehangatan sederhana ini masih saya nikmati sepenuhnya. Kebetulan, hari itu suhu masih belum bersahabat dengan musim semi yang seharusnya bisa lebih hangat. Setidaknya, bagi manusia beriklim tropis seperti saya, lima derajat celcius masih belum cukup layak disebut sebagai musim semi. “Bagaimana…
-
The Thing That Annoys Me Most in Sweden
Sejak pertama kali menginjakan kaki di Swedia, hal tidak mengenakan ini sudah berdampak ke saya. Awalnya, saya acuhkan saja, hingga beberapa waktu belakangan, rasanya kok semakin menjadi-jadi. Berdasarkan beberapa riset yang saya baca, Swedia adalah salah satu negara paling aman di dunia. Tapi kali ini saya tidak setuju. Utamanya untuk aspek yang beberapa bulan ke belakang cukup mengganggu jesegaruan saya. Sebab, gara-gara hal tidak mengenakan ini, beberapa aktivitas jadi terganggu. Hal yang paling berdampak menurut saya adalah hilangnya fokus. Padahal, fokus bagi seorang mahasiswa seperti saya adalah segalanya. Tanpa fokus, saya tidak akan bisa belajar, tanpa belajar saya tidak akan bisa lulus, dan efek domino lainnya. Semua bermula ketika saya…
-
Rekomendasi Tempat Menyendiri di Luar Negeri
Suara alarm tiba-tiba menyeruak di pagi buta, setidaknya bagi saya yang masih belum terbiasa dengan kehidupan musim dingin di sini. Rasanya, ingin sekali bersembunyi di bawah selimut dan kembali tidur. Tapi realitanya, saya harus bergegas bersiap karena ada jadwal kuliah pagi yang teramat pagi yakni pukul 08.00 waktu setempat. Dengan setengah sadar, saya membuka gorden yang menutupi jendela kamar. Benar saja, di luar masih gelap dan tidak ada penanda kalau matahari akan segera terbit. Hal baiknya, ternyata saat itu salju sedang turun dan menyulap semuanya menjadi putih. Satu tahun yang lalu, November 2022 Dahulu, situasinya kontras berbeda. Saya ingat betul bagaimana saya sering mengeluh betapa dahsyatnya matahari di ibukota Jakarta.…
-
Uraian Fragmen Kenangan dan Rekam Jejak Kepergian Yang Kesekian
Udara dingin itu seketika menyeruak, menusuk kulit seperti ribuan jarum kecil yang merayapi setiap inci tubuh. Sebab, kurang dari satu menit yang lalu, kehangatan suhu ruangan masih dominan menyelimuti. Kaos distro Bandung pemberian seorang teman ini seolah-olah tak berdaya menggelayuti tubuh dan yang tertinggal hanya kenangannya saja. Di sebelah saya, perempuan yang baru saja, 12 jam sebelumnya, adalah sosok asing yang mengisi keheningan ruangan, kini telah berubah menjadi sosok yang ramah. Hingga sekarang pun senyumnya masih terekam jelas di ingatan saya. Ia mengenakan hoodie rapi dan syal melilit lehernya dengan rapat. Hoodie yang ia kenakan seolah menjadi perisai dari serangan udara dingin yang merayap perlahan. Saya tidak benar-benar tahu, apakah…
-
The Message of Hope and Determination
I stumbled upon the song “Lompatlah di Sini” by chance and was immediately struck by its powerful lyrics. As I listened, I couldn’t help but reflect on my own journey and the obstacles. The message of perseverance and determination resonated with me, reminding me of a particularly challenging time in my life when I was faced with a difficult decision. Indeed, as we journey through life, it’s not uncommon to encounter roadblocks and obstacles along the way. It’s easy to get discouraged and want to give up when things don’t go as planned. However, the song “Lompatlah di Sini” by JKT48 inspires us to keep pushing forward and pursuing our…